Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Teamwork & Leadership

             

Thoyimah (Dokumentasi IGI Kab. Gresik)

            Pada tanggal 27 Agustus 2021 merupakan sesi kedua Kegiatan Pembekalan Manajemen Organisasi dan Enterpreneurship Pengurus IGI se-Indonesia secara Virtual dengan tema "GREAT TEACHER GREAT LEADER". Pada kesempatan kali ini bapak DR. R. Ervin Agung Priambodo, MM. CPHCM., menyampaikan tentang Teamwork & Leadership.

 VUCA adalah akronim yang berarti volatility (volatilitas), uncertainty (ketidakpastian), complexity (kompleksitas), dan ambiguity (ambiguitas), kombinasi kualitas yang jika digabungkan mencirikan sifat dari beberapa kondisi dan situasi yang sulit. Istilah ini juga kadang-kadang dikatakan untuk kata sifat: mudah menguap, tidak pasti, kompleks dan ambigu. Pada saat ini kita berada pada situasi VUCA mau tidak mau, suka tidak suka kita tetap harus menghadapi situasi ini dengan cara VUCA Vision, Understanding, Clarity, Agility.

            ADVERSITY QUOTIENT menurut Stoltz (2006) adalah tingkat dimana seseorang bergerak maju untuk mencapai misinya meskipun terdapat sejumlah masalah atau rintangan yang dihadapi. Faktor tersebut adalah kecerdasan adversiti atau Adversity Quotient (AQ) sebagai kecerdasan menghadapi rintangan atau kesulitan. Adversity Quotient dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan dalam hidup karena seseorang yang memiliki Adversity Quotient yang tinggi bisa sukses meskipun banyak hambatan menghadang mereka tidak langsung menyerah dan tidak membiarkan kesulitan menghancurkan impian dan cita-citanya. Ada 3 tipe kepribadian Adversity Quotient yaitu1. Quitters adalah tipe orang yang memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhenti apabila menghadapi kesulitan. Orang dengan tipe ini cukup puas dengan pemenuhan kebutuhan dasar atau fisiologis saja dan cenderung pasif, memilih untuk keluar menghindari perjalanan, selanjutnya mundur dan berhenti2. Campers, tipe ini merupakan golongan yang sedikit lebih banyak, yaitu mengusahkan terpenuhinya kebutuhan keamanan dan rasa aman, setidaknya telah melangkah dan menanggapi tantangan, tetapi setelah mencapai tahap tertentu, campers berhenti meskipun masih ada kesempatan untuk lebih berkembang lagi. 3. Climbers akan selalu memikirkan berbagai alternatif permasalahan dan menganggap kesulitan dan rintangan yang ada justru menjadi peluang untuk lebih maju, berkembang, dan mempelajari lebih banyak lagi tentang kesulitan hidup. Tipe ini akan selalu siap menghadapi berbagai rintangan dan menyukai tantangan yang diakibatkan oleh adanya perubahan- perubahan. Melalui tiga tipe kepribadian ini, kita dapat lebih mengenali diri kita atau mungkin anak didik kita.

           Selanjutnya adalah mengenai  Transformational Leader diantaranya: 1. Idealized Influence:   Seorang pemimpin yang berfokus membangun budaya perusahaan di mana setiap orang di dalamnya mau bekerja gotong royong untuk kebaikan bersama. Di sisi lain, ia tahu bahwa pemimpin adalah sosok panutan. Maka, pemimpin harus mencontohkan standar moral yang sama dalam organisasi agar setiap orang di dalamnya berpandangan selaras. 2. Inspirational Motivation: Pemimpin memiliki visi yang jelas dan dapat dikomunikasikan kepada setiap bawahannya dan senantiasa membangkitkan optimisme, antusiasme, dan motivasi dalam diri setiap anggota.  3. Individualized Consideration: Seorang leader dengan gaya kepemimpinan transformasional mampu memahami perbedaan individual para bawahannya. Pasalnya, setiap manusia adalah individu yang unik. Pemimpin yang baik bisa menjaga jalur komunikasi tetap terbuka sehingga anggotanya merasa bebas untuk berbagi ide sampai saran dan kritik. 4. Intellectual Stimulation: seorang pemimpin selalu membuka peluang baru bagi setiap anggotanya untuk belajar. Mereka proaktif menggerakkan setiap anggota untuk mengeksplor cara-cara baru dalam melakukan sesuatu dan berinovasi menghasilkan solusi.

 Dijelaskan pula tentang 8 Perilaku Pemimpin Efektif antara lain : Menugaskan pekerjaan, Memberikan arahan, Melakukan follow-up, Memberikan umpan balik positif, Memberikan umpan balik negatif, Memberikan pertolongan, Menyelesaikan masalah, dan Membuat laporan. Adapun kompetensi yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah Kompetensi Future Leader meliputi knowledge, skill, attitude, integrity, sedangkan Kecakapan Future Leader meliputi Adaptasi, Kolaborasi, dan Inovasi.

 Kepemimpinan menurut Ronald E Riggio : meskipun ada beberapa kualitas bawaan dan sifat yang mempengaruhi seseorang untuk memiliki sifat kepemimpinan, namun hasil penelitian menunjukkan bahwa munculnya sikap kepemimpinan dua pertiganya adalah diciptakan, dan hanya sepertiga yang ditentukan bawaan sejak lahir.

 

Thoyimah, S.Pd

Bendahara II

                                                                                                                        IGI Kab. Gresik

Post a Comment

0 Comments