Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

MURIDKU, KONSULTAN NUTRISIKU


“Tanpa guru tidak akan ada presiden, tidak ada menteri, tidak ada pejabat, TNI dan lain sebagainya”. ~ Joko Widodo Presiden RI ~
Itulah kalimat yg tersampaikan Presiden RI saat memberikan penghormatan kepada guru-guru yang menghadiri acara puncak perayaan Hari Guru Nasional (HGN) di Sentul International Convention Centre Minggu, 27/11/2016, Beruntung saya selaku ketua IGI Gresik mendapatkan kesempatan untuk bisa hadir di acara tersebut. Mrebes mili dan jantung berdebar debar rasanya saat presiden memberikan penghormatan dengan cara membungkukkan badan dihadapan guru guru yang hadir dengan bergeser dari podium seperti layaknya orang jepang memberikan penghormatan.
Saya sebenarnya tak ada rencana mengikuti perayaan HGN ini, mengingat IGI Gresik pada tanggal yang sama memiliki agenda ke 2 “Menulis Opini Media” kerjasama dengan MediaGuru di SMA Muhammadiyah 1 Gresik. Mungkin cukuplah dengan Video Conference saya bisa melihat secara langsung atau lihat live di TVRI perayaan HGN tahun ini, tapi Allah punya skenario lain yg menyebabkan saya bisa hadir diacara luar biasa itu.
Perayaan HGN tahun ini memang sungguh luar biasa, Presiden RI bapak Jokowi menyebut satu persatu organisasi profesi yang ada saat ini. Sambutan hangat dan bergemuruh saat organisasi profesi guru di sebut termasuk Ikatan Guru Indonesia (IGI). Bahkan sambil berkelakar beliau menyampaikan itu list yang dalam daftar, kalau ada organisai profesi yg belum disebut nanti daftar ke saya ya, cetus pak Jokowi disambut dengan tepuk tangan lagi oleh peserta HGN di Sentul Internasioanl Convention Hall ini. Ada 13 organisasi profesi Guru pasca reformasi mengingat sudah ada UU No 14 tahun 2015 tentang Guru dan Dosen, salah satu pasal di UU Guru dan Dosen adalah Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi. Jadi, bapak ibu Guru yang belum masuk menjadi salah satu organisasi profesi untuk segera bergabung.
Tak terasa juga ternyata profesi menjadi guru sudah 20 tahun lebih kujalani, profesi yang mungkin sebelumnya tak pernah nyangkut dalam pikiran. Mengawali profesi menjadi Guru hanya saya niatkan untuk bisa memberikan bekal pada murid muridku ilmu yg berguna bagi masa depannya, apapun profesi yang akan dipilihnya nanti. Suka duka dalam perjalanan menjadi guru pastilah ada, namun saya merasakan banyak kebahagiaan yang saya rasakan. Profesi yang mungkin berbeda dengan profesi lain.
Di sebuah keramaian Mall di Gresik, Ada alumni entah tahun berapa saya lupa, bahkan namanyapun sdh lupa, tapi wajah masih ingat, dikeramaian mall itu dia berlari lari bersama keluarganya dan memanggil manggil namaku. Siapa ya, lupa ya pak. saya murid bapak sambil mencium tangan saya. Ternyata keluarga ini adalah sama sama murid seangkatan yang kemudian berjodoh. Dikeramaian, mereka tidak malu malu untuk menyapa gurunya, berlari lari untuk bisa berjumpa dengan gurunya. Subhanallah...ini mungkin salah satu dari nikmat yang wajib disyukuri menjalani profesi menjadi Guru.
Suatu hari di sekolah, saya kedatangan tamu lelaki besar berambut panjang. Kaget juga saya dibuatnya kok ada ya yang cari saya. Setelah bertemu, saya langsung dipeluknya dan dicium tangan saya. Nah. Kalau ini saya ingat betul, walaupun berambut panjang karena saat sekolah dulu saya sering kejar kejar terus karena bajunya tidak rapi, sering dikeluarkan dan saya bantu untuk merapikannya. Ya merapikannya tiap kali bertemu dan memberikan nasehat. Alumni ini datang hanya mengucapkan terima kasih telah membimbingnya dan alumni ini melaporkan sudah berubah dan sekarang aktif di organisasi kampus.
Yang membuat kaget melalui sosial media pada mingu ini adalah meninggalnya salah satu muridku di usia yang masih muda. Saya memanggilnya Afif suaminya Rayu Nila, anaknya masih kecil, saya tdk bertanya detail penyebab kematiannya. Karena masih suasana berduka, Ku coba tuliskan komentar di sosial media facebook, “Innalillahi wainnailaihi rojiun... sabar ya mbak Rayu Nila..” Saya ingat betul dengan mas afif ini karena salah satu anggota Studi Club Computer (SCC). Adalagi yang aktivitasnya di SCC yang membuat murid murid menjadi dekat satu sama lain, hemmss jadi ingat lagi sama mas Anung Rahwidi dan MBak Ika.
Saat menjalani profesi menjadi Guru, kita tidak tahu muridku nanti akan menjadi apa, saya hanya berusaha yang terbaik saja menurut kemampuan yang kumiliki. mungkin saat ini sudah ada yang jadi desainer, penulis, pedagang, perawat, bidan, konsultan, pengusaha, polisi, tentara, petani, nelayan atau menjadi guru. Menjadi Guru akan sangat bangga jika muridnya lebih sukses, lebih cerdas, lebih berkarya dan lebih berhasil dari gurunya.
Ada yang unik selama 7 hari sebelum keberangakatan saya ke Nagan Raya Aceh untuk menjadi Narasumber Dapodik . Tepatnya di hari Minggu, istri menyampaikan kalau di rumah nanti akan ada teman teman Nutrisi Club (NC) yang akan party di rumah. Heee Party... acara apa ini kok pakai party segala. Mengingat istri sering membantu juga untuk kegiatan rapat rapat IGI di rumah, maka saya bantu juga untuk menyiapkan acara tersebut. Sambil menunggu acara party NC di rumah, saya gunakan waktu untuk membersikan “Kipas Angin kenangan” karena kado istimewa pernikahan dari Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik. Alhamdulillah kipas angin ini belum rusak dan bisa digunakan sampai sekarang.
Ternyata oh ternyata, party NC yang dilaksanakan di rumah itu sasaran tembaknya adalah saya sendiri. Dan yang datang langsung adalah promotor istri yang sekaligus Pemilik NC, mbak Sehat Novayanti. Istri memang sudah bergabung sejak 1,5 bulan dengan NC milik Sehat Novayanti. Saya sendiri sangat mendukungnya, bahkan anak anak saya juga ikut program sehat ini. Istriku berulang ulang meyakinku untuk bisa ikut program agar keluarga ini bisa sehat semua tapi tak berhasil. Namun usaha party dirumah ini dengan hadirnya muridku dulu yang ternyata sudah expert di bidang ini meyakinkanku untuk timbang saja. Dia ingin guru gurunya sehat. Akhirnya timbang juga aku untuk memulai program sehat ini.
Pada hari senin, tanggal 5 Desember 2016, saya diajak istri untuk mulai program sehat, timbang kesehatan dulu. Saya memutus untuk ikut program 10 hari saja. Setelah ditimbang barulah di catatkan hasilnya melalui raport kesehatan. Mulai berat badan, tinggi badan, usia metabolisme, berat lemat perut, kadar air dst, ada yang normal dan ada yang sangat memprihatinkan. Menurut konsultan nutrisi, program ini berhasil jika bapak punya komitmen, serius, patuhi makanan apa yang sudah disarankan dan tinggalkan makanan yang dilarang. Minum minimal 3 sd 4 liter per hari. Wuiihhhh ketat banget ya....
Pada konsultasi perdana saya sampaikan semua yang menjadi kebiasaan saya selama ini. Pertama minum teh panas wajib manis (kalau tidak manis tidak diminum) tiap hari 1 gelas; kedua, tiap pagi sebelum jam, 6 sudah harus sarapan, kalau tidak sarapan badan bisa nyer nyer; ketiga kalau makan suka nasi banyak lauÄ· sedikit (padahal di program ini kebalikannya); keempat, suka nyemil makanan ringan jika berada di depan komputer.
Tantangan perdana program ini adalah melupakan kebiasaan lama dan menyesuaikan dengan kebiasaan baru yang harus dilakukan. Bismillah, di pagi hari saya tidak minum teh manis, tidak sarapan pagi, tapi di ganti dengan nutrisi yang sudah disiapkan oleh istri, minuman 2 gelss besar. 1 gelas seperti teh tapi bukan teh dan 1 gelas seperti juss rasa strowberry. Apa bisa saya minum ini dan ini menjadi pengganti makan saya,,, hemmmsss mau keluar saja saat mau di minum. Saya coba tiup pelan pelan busa itu supaya cepet habis.. ternyata ketahuan istri, apes tenan ..Dan akhirnya secara bertahap nutrisi yang disediakan istri ini habis.
Program nutrisi club (NC) saya lakukan hanya malam hari datang. Dan dihari ke-3 akan dilakukan timbang kesehatan untuk mengetahui progressnya. Progressnya membaik atau sebaliknya bergantung dari pola maka saya. Sesuai dengan aturan yang sdh diberikan atau tidak. Alhamdulillah progress pertama ini ada perbaikan dengan turunnya lemak perut 1 point dan berat badan turun 1 kg. Progres ke 2 atau hari ke 6 saya melakukan program sehat ini beraf badan turun sedikit, namun lemak perut tetap stagnan.
Nah, yang jadi pertanyaan adalah jika saya sudah melakukan perjalanan keluar kota, appakah pola makannya bisa mengikuti yang sdh ada di program.? Mungkin pola makan akan menyesuaikan, tapi minimal sdh sedikit ilmu tentang nutrisi asupan makanan yang wajib dipenuhi oleh tubuh kita.
Di tulis dalam perjalanan Gresik – Nagan Raya Aceh
Nagan Raya, 12 Desember 2016

Post a Comment

0 Comments