Menumbuhkan kepercayaan pelatih senior pada guru-guru muda yang memiliki kemampuan sebagai trainer di daerahnya sendiri diibaratkan seperti fenomena botol kosong tertutup. Hal ini disampaikan Muhammad Ramli Rahim dalam sambutannya, Sabtu (24/10/2020).
"Guru-guru ini kan masih muda, lalu mau mengisi di daerahnya, itu seperti mengisi botol kosong tapi tertutup, tumpah-tumpah. Karena belum ada kepercayaan Dinas Pendidikan atau pelatih senior pada mereka," ungkapnya saat membuka secara virtual Pelatihan Editing Video Pembelajaran Menggunakan Kinemaster.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Guru Indonesia (IGI) ini melanjutkan, IGI membuka tutup botol itu dengan strategi mengirim guru-guru muda itu keluar daerahnya.
"Kami kirim pelatih-pelatih muda ini ke luar daerahnya. Isi pelatihan di sana, dan publikasikan. Maka saat itulah pelatih senior dan Dinas Pendidikan akan mulai melirik, oh ternyata bagus ya. Tolong latih di sini. Nah, saat itulah tutup botolnya mulai terbuka," jelas pria yang mengomandani IGI untuk masa jabatan 2016-2021.
Menurutnya, jika tutup botol sudah terbuka, akan siap diisi. Tentu, kemampuan pelatih-pelatih IGI mulai diakui. Ada lagi fenomena amplop, yang menurutnya cukup menggemaskan. Setiap pelatihan, peserta bertanya apakah ada pengganti uang transportasinya.
"Saya jawab saat itu, ikuti dulu lah. Nanti usai pelatihan, silakan berkomentar. Maka apa komentar yang muncul? Pak, besok kalau ada pelatihan lagi, tolong kami diinfokan. Bahkan jika perlu ada kontribusi peserta kami siap. Asalkan pelatihannya sebagus ini," ucap Ramli, panggilan akrabnya.
Peraih penghargaan Tokoh Pemuda Inspiratif dari Majalah Makassar Terkini di tahun 2016 itu menegaskan semua pelatihan IGI harus ada produk.
"Produk yang dihasilkan peserta harus ada sebagai syarat untuk mendapat sertifikat pelatihan. Karena IGI ingin melahirkan pelatih-pelatih handal dari IGI sendiri, bukan dari kalangan luar. Salah satu pelatih handal yang berhasil adalah Pak Sukari ini, Ketua IGI Gresik," jelasnya disambut tepuk tangan peserta.
Ramli menambahkan, keberadaan IGI di 34 provinsi di Indonesia menjadi kebanggaan tersendiri untuk membuktikan bahwa IGI tak surut berkembang dalam situasi apapun.
"Kini, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, semua ada anggota IGI-nya. Apa yang kita lakukan saat ini menunjukkan kepada siapapun juga bahwa IGI tidak pernah surut di mana upaya peningkatan kompetensi guru terus dilakukan. Bahkan Hari Raya Idul Fitri pun masih ada yang menyelenggarakan pelatihan," tandas ayah dari tiga anak ini.
Turut hadir Ketua IGI Kabupaten Gresik, Sukari, yang menyempatkan diri mengikuti jalannya kegiatan meski dalam perjalanan darat.
"IGI Kabupaten Gresik mendapatkan amanah dan kepercayaan dari Pimpinan Pusat IGI yang bekerja sama dengan Narasi, Jaringan Sekolah Digital Indonesia, dan Kita Bisa.com, menyelenggarakan pelatihan pengembangan keterampilan guru. IGI Gresik masuk dalam 30 titik daerah yang terpilih menyelenggarakan acara ini. IGI Gresik memilih pelatihan kinemaster karena dipandang sesuai dengan kebutuhan guru di era pandemi," ungkapnya dalam sambutan.
Pria yang juga merupakan Pelatih Nasional IGI ini berpesan pada peserta untuk dapat mengikuti pelatihan selama tiga kali pertemuan dan menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik.
Selamat berlatih! (riaekalestari)
0 Comments