Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Berharap Menjadi Guru Yang Selalu Belajar Setiap Waktu

 


Hj. SUTAMI, M. Pd. I (Dok. Pribadi/IGI Gresik)



Berharap Menjadi Guru yang Selalu Belajar Setiap Waktu

 

 

Ilmu Pengetahuan dan Wawasan.

 

Ilmu artinya adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang telah disusun menurut suatu metode tertentu sehingga dapat dijelaskan secara rinci dan memiliki kebenaran yang bersifat umum. Ilmu berlaku untuk umum dan telah diurutkan secara sistematis sehingga dapat menjelaskan dengan rinci dari pertanyaan seperti 5W1H. karena sudah diteliti dan disetujui oleh banyak pihak, sulit untuk membantah ilmu jika tidak melakukan riset terlebih dahulu.

 

 

Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang telah teruji kebenarannya dan disusun secara sistematis berdasarkan dengan metode ilmiah.  Ilmu juga merupakan usaha-usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar di hasilkan rumusan rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan hanya sekedar pengetahuan, tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji denagn seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Ilmu dapat terbentuk karena manusia berusaha berpikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.

 

 

Ilmu memberikan sajian hasil penelitian dari suatu objek yang lebih luas jika dibandingkan dengan pengetahuan. Karena objek ilmu sudah diuji dan disusun secara sistematis, maka memberikan hasil yang lebih rinci dan sangat luas. Ilmu mencakup pengetahuan, jadi dengan belajar suatu ilmu, anda akan mendapatkan pengetahuan.

 

 

Ilmu bersifat objektif. Ilmu membutuhkan syarat ilmiah agar bisa disebut dan menjadi suatu ilmu dan salah satunya adalah harus objektif. Objektif kajian dari ilmu harus dicari kebenaran dan dibuktikan secara objektif. Hal itu karena ilmu harus memberikan kepastian dari objek yang telah dikaji dan tentunya bisa diyakini dengan benar keabsahannya.

 

 

Ilmu bisa berarti proses memperoleh pengetahuan, atau pengetahuan terorganisasi yang diperoleh lewat proses tersebut. Proses keilmuan adalah cara memperoleh pengetahuan secara sistematis tentang suatu sistem. Perolehan sistematis ini umumnya berupa metode ilmiah, dan tersebut umumnya adalah alam semesta dalam pengertian ini, ilmu sering disebut sebagai sains. Macam-macam ilmu yaitu; Humaniora, Ilmu sosial, Ilmu pasti, Ilmu terapan, Matematika, Ilmu alam, Ilmu kedokteran dan Farmasi.

 

 

Mencari ilmu adalah salah satu jalan yang saya tempuh. Mencari ilmu aadalah perbuatan yang luhur dan perkara yang sulit maka berguru atau meminta nasihat adalah hal yang penting dan suatu keharusan. Dan tidak ada seorang pun yang meragukan akan pentingnya ilmu karena, ilmu sangat penting bagi seseorang untuk kehidupannya karena, ilmu itu bisa sebagai perantara (sarana) kedudukan dan keuntungan di kehidupannya.

 

 

Menuntut ilmu itu mulai dari ayunan (usia dini) sampai keliang lahat (mati). Masa muda harus digunakan untuk menuntut ilmu sebaik-baiknya. Adapun waktu belajar yang paling baik ialah menjelang waktu subuh dan antara waktu maghrib sampai isya’ waktu-waktu itu harus betul-betul di manfaatkan. Apabila jemu atau bosan mempelajari satu bidang ilmu pengetahuan maka hendaknya belajar lmu yang lain.

 

 

Ilmu yang bermanfaat akan tetap dikenang sekalipun orang berilmu itu meninggal, karena ilmu yang bermanfaat itu abadi.

 

 

Amalkan lah ilmu mu kepada orang lain agar ilmumu hidup. Jangan menjauhi orang-orang yang berilmu. Jika kamu menyambunyikan ilmumu kamu akan lupa sehingga kamu kelihatan seperti orang bodoh dan tumpul akalnya.

 

 

Tidak ada kedudukan yang lebih tinggi yang melebihi ilmu, golongan manusia yang paling tinggi derajatnya ialah manusia yang paling berilmu. Orang yang berilmu itu abadi karena dikenang orang, sedangkan orang yang bodoh, bila mati, tak ada yang mengenang. Kedudukan orang berilmu jauh lebih tinggi dari pada raja dan panglima.

 

 

Ilmu itu laksana cahaya terang yang sempurna yang dapat menerangi jalan orang bodoh di sepanjang masa, orang yang berada dalam kebodohan. Imu itu laksana puncak gunung yang tinggi yang dapat menyelamatkan manusia dari bahaya banjir.

 

 

Orang yang memperoleh ilmu, berarti dia telah mencapai segalanya. Karena ilmu itu kedudukannya lebih luhur dari segala yang luhur. Jika kamu telah memperoleh ilmu, maka jangan risau bila kamu gagal meraih kedudukan duniawi yang lain. Dan jangan cemas bila kamu tidak memiliki harta dunia dan kenikmatannya. Karena sebaik-baik pemberian adalah ilmu.

 

 

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk tetapi tidak dibatasi pada dekripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara probabilitas adalah benar atau berguna. Pengetahuan bisa juga berarti berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau dirasakan sebelumnya.

 

 

Pengetahuan merupakan informasi yang sudah diketahui oleh seseorang yang kebenarannya masih belum diuji dan dikaji. Pengetahuan umumnya merupakan suatu hal yang kita ketahui terhadap suatu objek, sehingga pengetahuan sangat mungkin menjadi ilmu jika telah diuji dan dikaji kebenarannya. Pengetahuan tidak dapat dipelajari oleh umum karena belum diuji kebenarannya. Oleh karena itu, objek dari suatu pengetahuan belum dapat disusun secara sistematis seperti ilmu. Pengetahuan merupakan bagian dari ilmu, namun suatu pengetahuan harus diuji dan dikaji terlebih dulu agar bisa dibuktikan kebenarannya dan disetujui menjadi sebuah ilmu.

 

 

Pengetahuan umumnya hanya dimiliki oleh sekelompok orang saja dan tidak sejelas dan serinci seperti penjabaran dari ilmu. Misalnya pengetahuan mengenai cara membedakan jenis kelamin pada ikan. Para pecinta ikan memiliki pengetahuan yang dapat menjabarkan secara jelas tentang masalah ini, namun hanya sebatas pengetahuan mereka saja. Jika anda mengetahui pengetahuan, yang belum tentu akan mendapatkan ilmu secara keseluruhan.

 

 

Pengetahuan memiliki sifat subjektif karena hanya berdasarkan pada pemikiran seseorang atau sekelompok orang. Pengetahuan yang belum diuji kebenarannya hanyalah sebuah asumsi dari pemikiran manusia. Pengetahuan biasanya juga hanya berdasarkan selera seseorang saja. Pengetahuan yang seperti itu masih belum terbukti kebenarannya karena belum didukung dengan fakta dan pengujian.

 

 

Wawasan (wawas) berarti pandangan, tinjauan dan penglihatan. Wawasan merupakan  segala hal-hal yang kita ketahui dalam permasalahan atau kasus yang dihadapi. Ilmu dan pengetahuan juga merupakan sarana untuk menambah sebuah wawasan seseorang.

 

 

Niat

 

Niat penting bagi seorang untuk belajar. Karena tanpa niat yang kuat bisa membubarkan semua rencana tujuan yang sudah disusun. Niat itu letaknya paling awal. Pekerjaan akan bernilai ibadah jika di niatkan untuk ibadah. Sebelum melakukan apapun, hal terpenting yang harus ada adalah niat. Orang tidak makan dari waktu shubuh hingga matahari terbenam tidak bisa di hitung puasa jika sejak awal tidak di niati untuk puasa.

 

 

Saat saya sedang duduk di bangku SMA, waktu itu saya bertanya kepada teman sebangku saya “Bagaimana caranya agar tidak mengantuk saat mengerjakan PR di malam hari?” kemudian teman saya menjawab dengan satu kata “NIAT!”. Dengan jawaban satu kata saya merenung, apakah selama ini saya benar-benar niat untuk mengerjakan PR. Setelah saya pikir-pikir, ternyata selama ini saya tidak niat. Saya hanya terpaksa mengerjakan agar besok pagi di sekolah tidak mendapat hukuman dari guru gara-gara tidak mengerjakan PR. Saya ternyata tidak benar-benar niat untuk mengerjakan PR.

 

 

Setelah hari itu setiap ada PR saya berusaha untuk niat dalam mengerjakannya. Dan benar saja, ketika saya benar-benar niat dalam mengerjakan PR, saya tidak lagi di ganggu oleh rasa kantuk. Saya bisa mengerjakannya sampai selesai, karena saya benar-benar niat.

 

 

Sama halnya dengan seorang mahasiswa. Ada yang benar-benar niat kuliah dan ada yang tidak niat kuliah. Mahasiswa yang benar-benar niat kuliah ya dia akan berusaha berproses sebaik mungkin dalam kuliahnya, dia akan berusaha menyelesaikan kuliahnya dengan sebaik mungkin. Berbeda dengan mahasiswa yang tidak  benar-benar niat kuliah, dia tidak akan berproses dengan baik dalam kuliahnya bahkan dia tidak sungguh-sungguh menyelesaikan kuliahnya.

 

 

Jika tindakan di ibaratkan sebagai raga, maka yang menjadi ruh dan jiwa dari raga tersebut adalah niat. Tindakan jika tidak dibarengi dengan niat, jadilah tindakan yang kurang bergairah dan tidak terarah. Dengan niat, sebuah tindakan atau amalan akan lebih hidup, lebih jelas ujuannya, lebih bergairah gerakanya.orang yang pacaran tetapi tidak niat menikah y atidak akan ada kepastian kapan akan menikah, dan ketika dalam hubungan terjadi masalah ya cederung akan mudah mengahiri hubungan. Hal ini karena hubungan tersebut tidak dilandasi dengan niat untuk menikah. Kalau mereka pacaran niatnya untuk menikah ya mereka akan berusaha sebaik mungkin dalam merawat hubungan, tidak mudah untuk membubarkan hubungan yang sudah dibina.

 

 

Setiap pelajar harus menata niatnya ketika akan belajar. Karena niat adalah pokok dari segala amal ibadah. Karena semua amal itu tergantung pada niatnya. Banyak perbuatan atau amal yang tampak dalam bentuk amalan keduniaan, tapi karena didasari niat yang baik (ikhlash) maka menjadi atau tergolong amal-amal akhirat. Sebaliknya banyak amalan yang sepertinya tergolong amal akhirat, kemudian menjadi amal dunia, karena didasari niat yang buruk (tidak ikhlash).

 

 

Niat seorang pelajar dalam menuntut ilmu harus iklash, sabar, selalu berpikir positif dan selalu bahagia. Dalam menuntt ilmu juga haus didasari niat untuk mensyukuri nikmat akal dan kesehatan badan. Jangan sampai terbesit niat supaya dihormati masyarakat, untuk mendapatkan harta dunia, atau agar mendapat kehormatan di hadapan pejabat atau lainnya. Jika seseorang dapat merasakn lezatnya ilmu dan nikmatnya mengamalkannya, maka dia tidak akan begitu tertarik dengan harta yang dimiliki orang lain.

 

Belajar setiap saat

 

Bagi beberapa orang, belajar merupakan salah satu momok yang tidak mudah untuk ditaklukkan. Tapi itu tidak boleh berjalan dalam kehidupan saya karena saya memiliki tujuan yang harus di capai.

 

 

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada pencpaian tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman yang diciptakan guru.

 

 

Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Kegiatan-kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah membelajarkan dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku pembelajaran tersebut terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni,norma agama, sikap dan keterampilan. Hubungan antara guru, siswa dan bahan ajar bersifat dinamis dan kompleks. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran terdapat beberapa komponen yang harus dikembangkan guru yaitu: tujuan, materi, strategi dan evaluasi pembelajaran. Masing-masing komponen tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sam lain.

 

 

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.

 

 

Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun secara fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu aktivitas yang merupakan proses mental, misalnya aktivitas berfikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan, mengungkapkan, menagnalisis dan sebgainya. Sedangkan aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya melakukan eksperimen atau percobaan, latihan, kegiatan praktik, membuat karya (produk), apresiasi dan sebagainya.

 

 

Sebagai seorang pelajar saya harus sering mendiskusikan suatu pendapat atau masalah dengan teman-teman. Diskusi tersebut harus dilakukan dengan tertib atau tenang. Tidak gaduh, tidak emosi. Karena tertib dan tenang dalam berfikir adalah tiangnya musyawarah. Dan tujuan musyawarah adalah mencari kebenaran. Tujuan itu akan terwujud bila orang-orang yang terlibat dalam diskusi atau musyawarah tersebut bersikap tenang, benar dalam berfikir, dan lapang dada. Sebaliknya, hal itu tidak akan berhasil bila timbul kegaduhan dan saling emosi.

 

 

Seorang pelajar harus senang mengamati atau memikirkan pelajaran-pelajaran yang sulit dipahami, dan harus membiasakan hal itu. Karena banyak orang bias mengerti setelah ia mau memikirkan. Sebelum berbicara seseorang harus berpikir dahulu, supaya ucapannya benar. Karena ucapan itu bagaikan anak panah, oleh karena itu harus diluruskan atau dipikir dulu sebelum berbicara agar tidak salah.

 

 

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Semua proses dalam organisme yang tingkah laku adaptasi jangka panjang berbuah karena hasil pengalaman.

 

 

Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar(siswa), sedangkan Respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon. Oleh karena itu, apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.

 

 

 Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk perilaku, dari ranah kognitif, afektif, dan  psikomotor, tidak terbatas hanya penambahan pengetahuan saja. Perubahan tidak harus langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan yang segera terjadi umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tetapi terutama hanya dalam potensi seseorang untuk berperilaku. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman, praktik atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat reflek atau perilaku yang bersifat naluriah. Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya penguat, berupa ganjaran yang diterima (Hadia atau Hukuman) sebagai konsekuensi adanya perubahan tersebut.

Ada beberapa tahapan belajar dalam diri manusia diantaranya;

1) Inkompetensi bawah dasar, yaitu tidak sadar bahwa dia tidak tahu. Kondisi di saat kita tidak mengetahui kalau ternyata kita tidak tahu.

2) Inkompetensi sadar, yaitu sadar bahwa dia tidak tahu. Pengakuan sadar pada diri sendiri bahwa kita tidak tahu, dan penerimaan penuh atas kebodohan kita semua yang telah dilakukan.

3) kompetensi sadar, yaitu sadar bahwa dia tahu. Sadar bahwa kita tahu, yaitu ketika kita mulai memiliki keahlian atas sebuah subjek, tetapi tindakan kita belum berjalan otomatis. Pada belajar yang ini, kita harus melaksanakan semua tindakan dalam level sadar.

4) kompetensi bawah sadar, yaitu tidak sadar bahwa dia tahu. Tahapan seorang ahli yang sekedar melakukannya, dan bahkan mungkin tidak tahu bagaimana ia melakukannya secara tererinci. Dia tahu apa yang dia lakukan, dengan kata lain, ada sesuatu yang dia lakukan di hidup ini yang bagi orang ain tampak penuh resiko tetapi bagi dia bebas resiko.

 

 

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajran merupakan bantuan yang di berikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Denga kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peseta didik agar dapat belajar dengan baik.

 

 

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreativitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi  motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memadai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

 

 

Sumber Belajar

 

Setiap orang belajar pasti memiliki acuan atau rujukan dalam mempelajari suatu ilmu. Baik itu ilmu sosial, ilmu alam, dan ilmu pasti. Perkembangan pendidikan di era globalisasi ini menuntut pembelajar untuk selalu update dan mengetahui segala sesuatu pengetahuan pada suatu bidang. Oleh karena itu, rujukan atau acuan ilmu tersebut haruslah memiliki keakuratan, kredibilitas serta mampu dipertanggungjawabkan.

 

 

Sumber belajar adalah semua bahan yang dapat memberikan informasi baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dipakai peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar atau kompetensi tertentu.

 

Macam-macam sumber belajar.

 

Macam-macam sumber belajar ialah semua sumber  sumber (baik berupa data, orang atau benda) yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa. Sumber belajar itu meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan lingkungan/latar. Macam-macam sumber belajar dapat dibedakan menjadi 2 bagian diantaranya;

 1) Sumber belajar yang dirancang yaitu sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Contohnya adalah : buku pelajaran, modul, program audio, transparansi (OHT).

2) Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Contohnya: pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, kebun binatang, waduk, museum, film, sawah, terminal, surat kabar, siaran televisi, dan masih banyak lagi yang lain.

 

Jenis-jenis sumber belajar.

 

Jenis - jenis sumber belajar pada umumnya seperti :

Pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya;

Orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya;

Bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya;

Alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya;

Pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya;

Lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.

pembagian sumber belajar antara lain meliputi:

Sumber belajar cetak: buku, majalah, ensiklopedi, brosur, koran, poster, dan denah.

Sumber belajar non cetak: film, slide, video, model, boneka, dan audio kaset.

Sumber belajar yang berupa fasilitas: auditorium, perpustakaan, ruang belajar, meja belajar individual (carrel), studio, lapangan dan olahraga.

Sumber belajar yang berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi, dan permainan.

Sumber belajar yang berupa lingkungan : taman dan terminal.

 

Manfaat Sumber Belajar.

 

Manfaat sumber belajar antara lain meliputi:

Memberikan pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada pesert didik

Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat secara langsung dan konkret

Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas

Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru

Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (instruksional) baik dalam lingkup mikro maupun makro

Dapat memberi informasi yang positif, apabila diatur dan direncanakan pemanfaatannya secara tepat

Dapat merangsang untuk berpikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut.

 

Fungsi Sumber Belajar.

 

1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan:

Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik; dan

Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.

2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara:

Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan

Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.

3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:

Merancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan

Mengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan:

Meningkatkan kemampuan sumber belajar;

Menyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.

5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu:

Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit;

Memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.

6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.

 

Prinsip-prinsip Pembelajaran

 

Perhatian dan Motivasi. Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan perhatian dan juga motivasi untuk mempelajarinya. Apabila dalam diri siswa tidak ada perhatian terhadap pelajaran yang dipelajari, maka siswa tersebut perlu dibangkitkan perhatiannya. Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya, kalau peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang dipelajari peserta didik dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan untuk diproses lebih lanjut di antara sekian banyak stimuli yang datang dari luar. . Perhatian dapat membuat peserta didik untuk mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan, melihat masalah-masalah yang akan diberikan, memilih dan memberikan fokus pada masalah yang harus diselesaikan. Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasi untuk mempelajarinya. Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Adanya tidaknya motivasi dalam diri peserta didik dapat diamati dari observasi tingkah lakunya. Apabila peserta didik mempunyai motivasi, ia akan bersungguh-sungguh menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar, berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan tersebut, terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan. Motivasi dapat bersifat internal, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri peserta didik dan juga eksternal baik dari guru, orang tua, teman dan sebagainya. Berkenaan dengan prinsip motivasi ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, yaitu: memberikan dorongan, memberikan insentif dan juga motivasi berprestasi.

 

 

Keaktifan. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak mengalami sendiri. belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari dirinya sendiri, guru hanya sebagai pembimbing dan pengarah. Belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak hanya menyimpan saja tanpa mengadakan tansformasi. Anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Keaktifan siswa dalam belajar memerlukan adanya latihan-latihan. Hubungan stimulus dan respons akan bertambah erat jika sering dipakai dan akan berkurang bahkan lenyap jika tidak pernah digunakan. Artinya dalam kegiatan belajar diperlukan adanya latihan-latihan dan pembiasaan agar apa yang dipelajari dapat diingat lebih lama. Semakin sering berlatih maka akan semakin paham. Manusia belajar yang aktif ia ingin selalu ingin tau banyak hal. Dalam proses belajar, siswa harus menampakkan keaktifan. Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik yang mudah diamati maupun kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan dan sebaginya. Kegiatan psikis misalnya menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan suatu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan lain sebagainya. Keaktifan saling berkaitan dengan Kedispilinan belajar. Disiplin belajar adalah predis posisi (kecenderungan) suatu sikap mental untuk mematuhi aturan, tata tertib, dan sekaligus mengendalikan diri, menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan yang berasal dari luar sekalipun yang mengekang dan menunjukkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban.

 

 

Keterlibatan Langsung atau Pengalaman. Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami dan tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak hanya mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Sehingga siswa dapat belajar sambil bekerja, karena dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, pengalaman serta dapat mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Anak memiliki potensi-potensi yang masih terpendam, melalui belajar anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan potensi-potensi tersebut. Sesungguhnya anak mempunyai kekuatan sendiri untuk mencari, mencoba, menemukan dan mengembangkan dirinya sendiri. Dengan demikian, segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja sendiri, dan dengan fasilitas yang diciptakan sendiri. Pembelajaran itu akan lebih bermakna jika siswa "mengalami sendiri apa yang dipelajarinya" bukan "mengetahui" dari informasi yang disampaikan guru, sebagaimana yang dikemukakan Nurhadi bahwa siswa akan belajar dengan baik apabila yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui, serta proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah. Dari berbagai pandangan para ahli tersebut menunjukkan berapa pentingnya keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung dan harus dilakukan oleh siswa secara aktif. Prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa para siswa dapat memperoleh lebih banyak pengalaman dengan cara keterlibatan secara aktif dan proporsional, dibandingkan dengan apabila mereka hanya melihat materi atau konsep. Modus Pengalaman belajar adalah sebagai berikut: kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika guru mengajar dengan banyak ceramah, maka peserta didik akan mengingat hanya 20% karena mereka hanya mendengarkan. Sebaliknya, jika guru meminta peserta didik untuk melakukan sesuatu dan melaporkan nya, maka mereka akan mengingat sebanyak 90%.

 

 

Pengulangan. Belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamati, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang, seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan sempurna. Dalam proses belajar, semakin sering materi pelajaran diulangi maka semakin ingat dan melekat pelajaran itu dalam diri seseorang. Mengulang besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan "bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan" akan tetap tertanam dalam otak seseorang. Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca, tetapi juga bahkan lebih penting adalah mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari misalnya dengan membuat ringkasan. Belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar.

 

 

Tantangan. bahwa Siswa dalam belajar berada dalam suatu medan. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan dalam mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya. Belajar adalah berusaha mengatasi hambatan-hambatan untuk mencapai tujuan. Agar pada diri anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan pelajaran harus menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bersemangat untuk mengatasinya. Bahan pelajaran yang baru yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Penguatan positif dan negatif juga akan menantang siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar dari hukuman yang tidak menyenangkan.

 

 

Penguatan. Hubungan stimulus dan respons akan bertambah erat, jika disertai perasaan senang atau puas dan sebaliknya bisa lenyap jika disertai perasaan tidak senang. Artinya jika suatu perbuatan itu menimbulkan efek baik, maka perbuatan itu cenderung diulangi. Sebaliknya jika perbuatan itu menimbulkan efek negatif, maka cenderung untuk ditinggalkan atau tidak diulangi lagi. Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapat hasil yang baik. Apabila hasilnya baik akan menjadi balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. Namun, dorongan belajar itu tidak saja dari penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan, atau dengan kata lain adanya penguatan positif maupun negatif dapat memperkuat belajar. Siswa yang belajar sungguh-sungguh akan mendapat nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operan conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapat nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar yang lebih giat. Di sini nilai jelek dan takut tidak naik kelas juga bisa mendorong anak untuk belajar lebih giat, inilah yang disebut penguatan negatif.

 

 

Perbedaan Individual. Siswa merupakan makhluk individu yang unik yang mana masing-masing mempunyai perbedaan yang khas, seperti perbedaan intelegensi, minat bakat, hobi, tingkah laku maupun sikap, mereka berbeda pula dalam hal latar belakang kebudayaan, sosial, ekonomi dan keadaan orang tuanya. Guru harus memahami perbedaan siswa secara individu, agar dapat melayani pendidikan yang sesuai dengan perbedaannya itu. Siswa akan berkembang sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Setiap siswa juga memiliki tempo perkembangan sendiri-sendiri, maka guru dapat memberi pelajaran sesuai dengan temponya masing-masing. Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. Sistem pendidikan klasik yang dilakukan di sekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.

 

 

Target, kemauan yang kuat dan kerja keras

 

Target juga penting dan sangat bepengaruh jadi saya juga merapkan target pada diri saya dengan cara membuat jadwal atau list target per-Harinya di hidup saya dan dengan itu sangat membantu perjalanan karir saya.

 

 

Target adalah sasaran (batasan ketentuan dan sebagainya) yang telah ditetapkan untuk dicapai

 

.

Kemauanlah yang menjadi penggerak seseorang, bukan kemampuan. Banyak orang yang sebenarnya mampu tetapi tidak mau bergerak, ya jadinya dia tidak bergerak. Banyak orang yang sebenarnya kurang mampu, tetapi dia mau untuk bergerak ya jadinya dia mencari cara agar bisa bergerak.

 

 

Jika saat ini anda berada dalam kondisi hidup yang tidak mengenakkan dan anda berpikir anda tidak mampu untuk bangkit, cobalah bertanya kepada diri sendiri, bertanyalah pada bagian diri terdalam anda, cobalah untuk merenung dalam-dalam, maka anda akan tersadar bahwa sebenarnya anda ini bukannya tidak mampu untuk bangkit. Anda sebenarnya mampu untuk bangkit hanya saja anda tidak memiliki kemauan yang cukup kuat, mungkin anda belum mau atau belum termotivasi untuk bangkit.

 

 

Kerja keras itu adalah hal yang tidak bisa di hindari dari perjalanan saya dalam meniti karir saya ini. Karena semua yang saya dapatka sekarang tidak ada yang instan semua saya kerjakan dengan sungguh-sungguh sesuai niat awal saya untuk menjadi seorang guru. Karena jangan pernah mengharap sesuatu yang luar biasa, jika kamu hanya mau melakukan hal yang biasa saja.

 

 

Para pelajar harus memanfaatkan masa mudanya untk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Dengan kadar kerja keras itulah kamu akan diberi apa yang menjadi cita-citamu. Orang yang ingin sukses, harus sedikit mengurangi tidur malam. Gunakan masa mudamu sebaik-baiknya, karena masa muda adalah kesempatan yang tidak akan pernah terulang.

 

 

Tapi, seorang pelajar tidak boleh terlalu memaksakan diri hingga melebihi kekuatannya. Karena akan melemahkan tubuhnya, sehingga tidak mampu bekerja karena terlalu lelah. Mencari ilmu itu harus sabar. Pelan-pelan tapi kontinyu, sabar inilah pokok yang penting dari segala sesuatu.

 

 

Seorang pelajar harus bercita-cita tinggi, sebab orang itu tinggi derajatnya karena memang ia bercita-cita tinggi. Cita-cita itu ibarat sayap burung yang dipergunakan untuk terbang setinggi-tingginya. Kedudukan seseorang itu tergantung menurut cita-citanya dan kemuliaan akan tergapai oleh seseorang kalau cita-citanya tinggi dan mulia. Pangkat yang tinggi akan terasa berat meraihnya bagi orang yang berjiwa besar, setinggi apa pun sebuah kedudukan, dianggap keci atau ringan.

 

 

Modal paling pokok ialah kesungguhan. Segala sesuatu bisa tercapai asal mau bersungguh-sungguh dan bercita-cita luhur. Jika ada orang bercita-cita ingin pandai, tapi tidak mau bersungguh-sungguh dalam belajar, tentu dia tidak akan memperoleh ilmu kecuali sedikit.

 

 

Tinggalkan lah bermalas-malasan dan menunda-nunda supaya kamu tidak menetap di dalam kehinaan. Penderitaan, kelemahan, dan penyesalan yang diderita manusia sering timbul dari rasa malas. Oleh karena itu jauhilah rasa malas, dan membicarakan hal-hal yang tidak jelas. Sesungguhnya sifat malas itu timbul karena kurangnya perhatian terhadap keutamaan dari pentingnya ilmu. Oleh karena itu, seorang pelajar harus berpayah-payah dalam menuntut ilmu.

 

 

Seyogyanya seorang pelajar besungguh-sungguh memahami apa yang diterangkan oleh gurunya. Kemudian di ulang-ulang sendiri beberapa kali. Dan direnungkan supaya benar-benar mengerti. Krena mendengar kalimat lalu dihafal dan dimengerti, itu lebih baik dari pada mendengar seribu kalimat tapi tidak faham. Hafal dua huruf lebih dari pada mendengar dua pikul, dan paham dua huruf lebih baik dari pada hafal dua pikul. Jika seseorang meremehkan pemahamn dan tidak mau berusaha satu atau dua kali, maka ia akan terbiasa demikian, sehingga kalimat yang mudah pun akan sulit dipahaminya.

 

 

Carilah ilmu dengan sungguh-sungguh sampai kamu merasa nikmatnya mencari ilmu dan tetaplah mempelajarinya dengan cara yang terpuji. Jika kamu telah memahami suatu pelajaran, maka ulangilah,k kemudian kukuhkanlah dalam hati sekukuh-kukuhnya, setelah itu catatlah. Karena kalau sewaktu-waktu kamu lupa, kamu dapat mempelajarinya kembali. Jika kamu sudah merasa benar-benar mengerti dan tidak khawatir lupa, maka bergegaslah mengkaji pelajaran yang lain, dan berusaha memahami pelajaran yang baru.

 

Motivasi Adalah Energi Kehidupan

 

Jika anda melihat orang sukes dalam kehidupannya, dapat dipastikan mereka memiliki motivasi yang menguatkan diri mereka. Tidak mungkin ada orang yang tidak memiliki motivasi tetapi bisa sukses meraih pencapaian besar dalam hidu. Sekali lagi, tidak mungkin! Karena motivasi lah yang menjadi energi penggerak mereka untuk bertindak menuju pencapaian yang mereka inginkan.

 

 

Ada orang yang menjadi sukses luar biasa setelah mengalami pengalaman yang sangat pahit dalam hidupnya. Istilah saya mengubah masalah menjadi anugerah. Ada orang yang disakiti dn dihina akhirnya merasa tergugah dan tertantang untuk berubah menjadi lebih baik dan lebih sukses. Itu artinya rasa sakit hati yang dia alami dia jadikan sebagai energi untuk berbenah diri agar kehidupannya menjadi lebih baik.

 

 

Dalam hidup ini ketika seseorang terjebak dalam suatu masalah dan kemudian tidak bisa bangkit, sebenarnya itu terjadi bukan karena dia tidak mampu untuk bangkit. Dia tidak bisa bangkit karena memang tidak mau bangkit. Dia tidak bangkit karena dia tidak memilii motivasi yang kuat untuk bangkit. Meskipun lisannya mengatakan “saya benar-benar ingin bangkit” tetapi jika hati dan pikirannya tidak memiliki keamauan untuk bangkit ya dia tidak akan bangkit.

 

 

Motivasi adalah daya penggerak yang ada di dalam diri untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi juga sangat penting untuk menunjang niat dan sebagai semangat jika ada hal-hal yang menggoyahkan niat belajar kita. Beberapa motivasi yang saya tanam kan pada diri saya sendiri ialah; Mengetahui Alasan atau Motivasi Belajar karena itu bisa mempermudah jalan saya untuk menyemangati diri sendiri agar rajin belajar. Alasan itu juga bermacam-macam contoh motivasi tersebut antara lain agar mendapat nilai yang lebih baik, agar dapat diterima di universitas pilihan dan lain sebagainya.

 

 

Saya memang suka memotivasi, karena saat saya memotivasi orang lain maka secara otomatis saya juga akan termotivasi. Saat saya menginspirasi orang lain, maka secara otomatis saya juga akan terinspirasi. Disini benar-benar terjadi proses pertukaran energi yang dahsyat. Kita memberikan energi kepada orang lain, maka pada saat yang sama kita juga akan menerima energi yang sama besarnya dan bahkan lebih besar dari energi yang kita berikan dalam memotivasi orang lain.

 

 

Kebanyakan orang tahu motivasi itu ya kata-kata mutiara, kata-kata bijak, kata-kata positif nan inspiratif. Tidak sedikit motivator juga hanya mengandalkan rangkaian kata-kata dalam memberikan dan menebarkan motivasi. Ya tentu saja ini tidak salah, hanya saja saya berpendapat kalau motivasi itu hanya sebatas rangkaian kata-kata mutiara, maka lama kelamaan kita akan kekeringan ide, lama kelamaan kita akan kehabisan stok kata-kata bijak untuk memotivasi orang. Dan lama kelamaan orang akan menjadi bosan karena kata-kata motivasi yang kita gunakan Cuma itu itu saja. Kalau orang sudah bosan, maka kata-kata motivasi hanya tinggal kata-kata, tidak lagi memiliki energi yang mampu menggugah dan menggerakkan hati.

 

 

Namun, sebenarnya ada yang lebih dahsyat dari sekedar kata perintah dan kata-kata yang membesarkan hati. Ternyata kalimat pertanyaan bisa kita gunakan untuk mmotivasi. Kata-kata moivasi itu sifatnya adalah menyuntikkan energi motivasi kepada seseorang, maka memotivasi dengan kalimat pertanyaan ini sifatnya adalah membangkitkan enargi motivasi yang sudah ada dalam diri seseorang. Setiap orang itu sudah memiliki sumber daya motivasi yang terbartas di dalam dirinya. Nah, tujuan dari memotivasi dengan kalimat pertanyaan ini adalah untuk memantik sumber daya motivasi yang sudah ada dalam diri seseorang agar muncul ke permukaan.

 

 

Tujuan dari membuat pertanyaan adalah untuk memunculkan jawban. Dan jawaban inilah yang akan menjadi motivasi yang kuat untuk diri kita. Jawban-jawaban yang muncul dari pertanyaan ini sifatnya lebih personal dan lebih bermana. Semakin dalam pertanyaan yang kita ajukan untuk diri kita sendiri, maka akan menghasilkan jawaban yang semakin bermakna. Dan smakin bermakna jawaban yang muncul dari dalam diri, maka akan semakin kuat daya motivasi yang dihasilkan.

 

 

Inti dari memotivasi dengan kalimat pertanyaan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tujuannya adalah membangkitkan dan memantik motivasi dalam diri seseorang. Alih-alih menggunakan pertanyaan tentang penyebab masalah, teknik ini justru menggunakan pertanyaan untuk menemukan sebuah solusi.

 

 

Orang kalau ditanya tentang apa penyabab masalahnya biasanya dia akan memberikan jawaban yang bersifat subjektif, jawaban yang kadang egois, menyalahkan keadaan, menyalakan orang lain, dan lain sebagainya.

 

 

Jadi pertanyaan dalam memotivasi denagn kalimat pertanyaan itu orientasinya itu mencari solusi bukan malah memusingkan apa yang menjadi akar masalah. Karena tidak jarang ketika kita bertanya apa penyebab masalah hal itu justru akan semkin menyulut emosi negatif dan semakin memperumit keadaan. Tapi ini tidak bisa digeneralisir untuk mengatasi semua jenis masalah loh ya! Karena daam kasus-kasus tertentu, bertanya untuk mencari penyebab akar masalah itu memang diperlukan untuk mencari tahu serabut akar masalah yang dialami oleh seseorang.

 

 

Aku sangat bersyukur dibandingkan dengan anak-anak lainnya.karna aku masih bisa bersekolah dan bermain dengan teman-teman yang lainnya.sedangkan anak-anak lain yang dipinggir jalan,dan mereka bekerja dipinggir jalan dan banyak juga anak-anak yang putus sekolah dan membantu orang tuanya mencari uang.mereka seharusnya bisa duduk dan belajar di bangku sekolah dan mengerti bagaimana sulitnya pelajaran matematika,kimia,biologi dan sejarah diindonesia.padahal sekolah sangat penting,namun kondisi orang tua mereka kurang mampu. Itulah wujud dari alasan saya mengapa ingin menjadi seorang guru.karna,banyak hal yang ingin aku lakukan. Bangsa indonesia akan maju dan besar jika memiliki generasi yang pintar dan cerdas.aku hanya bisa berharap bagaimana aku bisa mewujudkan semua mimpi-mimpiku dan angan-anganku.aku harus berusaha,bekerja keras,tekun,rajin dan selalu percaya diri agar dapat mengapai mimpiku dan mewujudkan harapanku.

 

 

Otak manusia itu disetting untuk dua hal, yaitu mengejar nikmat dan menghindari sengsara. Ketika ada sesuatu yang nikmat maka akan dikejar, dan ketika ada sesuatu yang bikin sengsara maka akan dihindari. Tuhan pun mengajarkan demikian kepada manusia dengan adanya konsep surga dan neraka. Nah, manusia itu ada yang condong pada mengejar nikmat dan ada yang condong menghindari sengsara. Titik condong inilah yang saya namakan sebagai titik motivasi. Orang yang titik motivasinya adalah menghindari sengsara, biasanya adalah orang-orang yang lebih mengutamaakan kepastian dan jaminan. Sedangkan orang yang titik condongnya pada mengejar kenikmatan, biasanya adalah orang yang suka dengan hal-hal yang sifatnya penuh kemungkinan. Contohnya orang yang titik motivasinya mengejar kenikmatan adalah orang yang memilih pekerjaan menjadi seorang tenaga penjualan atau marketer, mereka mendapatkan penghasilan berdasarkan penjualan yang mereka dapatkan. Semakin banyak penjualan yang mereka hasilkan, maka semakin besar penghasilan yang akan dia dapatkan. Jika penjualanya sedikit ya hasilnya juga sedikit. Mereka memilih jalan ketidak pastian ini karena mereka lebih condng pada mengejar kenikmatan. Mereka lebih tergerak karena menggejar keikmatan dibandingkan menghindar kesengsaraan. Kenikmatan yang akan mereka dapatkan adalah potensi penghasilan yang tidak terbatas, semakin banyak menjual maka semakn besar pula uang yang akan mereka dapatkan. Sedangkan pekerja yang bekerja di balik layar seperti akuntan, titik motivasinya adalah menghindari sengsara. Mereka membutuhkan kepastian penghasilan setiap bulannya. Mereka tidak siap menjadi seorang marketer yang penghasilannya tidak pasti. Mereka tidak siap jika tidak mendapatkan penghasilan sama sekali. Prinsip mereka, tidak apa-apa penghasilannya di batasi yang penting itu pasti setiap bulannya dari pada marketer yang potensi penghasilannya tidak dibatasinamun penghasilannya tidak pasti. Orang-orang seperti ini lebih termotvasi untuk menghindari kesengsaraan dari pada meraih kenikmatan.

 

 

Kebanyakan orang titik motivasinya adalah menghindari penderitaan, menghindari kesengsaraan, menghindari punishment. Tapi ada juga orang yang titik motivasinya adalah mengejar kenikmatan dan mendapatkan reward.

 

 

 

 

Fokus pada Kekuatan.

 

Saya nggak setuju yaa kalau disuruh berdamai dengan kelemahan! Saya berpendapat kalau kelemahan itu ya harus di perbaiki dengan pembelajaran dan latihan, bukan malah diterima!.

 

 

Sah-sah saja kalau memperbaiki kelemahan, karena ini bukan tindakan kriminal dan ini bukan pelanggaran HAM.

 

 

Jadi begini, kelemahan kalau masih mungkin diperbaiki maka lakukanlah suatu usaha untuk memperbaiki kelemahan itu. Tetapi jika kelemahan sangat sukar untuk diperbaiki, ya lebih baik anda focus pada kekuatan yang aada dalam diri anda. Berikan perhatian dan energi maksimal pada titik kekuatan anda.

 

 

Kelemahan jika masih bias diperbaiki maka bolehlah diperbaiki, itu pun jika perlu. Jika dirasa tidak perlu, menurut saya tidak usah karena hanya akan membuang-buang waktu dan energy. Misalnya anda sadalah seorang pebisnis dan anda memiliki keahlian dalam bidang marketing, tetapi anda lemah kalau soal produksi barang. Ya sudah, anda fokus saja pada bidang marketing yang menjadi titik kekuatan anda. Lalu untuk bagian produksi anda bias cari orang lain yang expert dalam bidang produksi untuk menjadi mitra anda. Orang yang ahli produksi belum tentu dia ahli dalam promosi, malahan bisa jadi lemah sekali dalam promosi. Oleh karena itu otomatis dia juga membutuhkan mitra yang bisa memasarkan barang yang diproduksinya. Kalau sudah begini maka yang terjadi adalah simbiosis mutualisme, hubungan yang saling menguntungkan. Saling membutuhkan, saling melengkapi satu sama lain.

 

 

Dalam memilih karir, banyak orang yang terjebak dengan pilihanya sendiri, mereka tidak memilih pilihan yang benar-benar menjadi kekuatannya. Kebanyakan orang memilih pekerjaan atau bisnis karena ikut-ikutan orang lain. Lihat temannya sukses di bidang A jadi ingin ikut terjun ke bidang A.

 

 

Ya itu tentu saja tidak salah dan tidak bisa disalahkan, karena kalau kita berbicara soal karier, maka kita juga sudah berbicara soal peluang dan kesempatan. Tetapi sayingnya tidak sedikit dari kita yang lupa bahkan enggan mengukur kekuatan kita apakah compatible dengan pilihan yang kita ambil.

 

 

Potensi, prospek, peluang, dan kkesempatan memamng patut dipertimbangkan dalam menganmil keputusan karier, akan tetapimohon pertimbangan juga titik kekuatan kita, apakah selaras dan seiras dengan pilihan yang kita ambil. Orang akan lebih mudah sukses dalam karier, jika dia berkarier dalam bidang yang menjadi kekuatannya.

 

 

Dewasa ini serung saya dengar ada mahasisw yang mengaku salah jurusan, slah mengambil keputusan masuk kulia, dan salah-salah yang lainnya. Tak lain dan tak bukan penyebabnya adalah salah pilihan diawal! Mereka tidak mengukur kemampuan dan kekuatan mereka, mereka Cuma ikut-ikutan teman, ikut trend yang sedang popular, mentang-mentang teman-temanya banyak masuk fakultas A, dia ikut-ikutan masuk fakultas A. padahal bisa jadi titik kekuatan dalam dirinya tidak sesuai dan tidak compatible dengan fakultas yang dia pilih. Katakanlah sebenarnya dia lemah dalam hitung-hitungan, ya tentu itu akan menjadi hambatan besar selama studinya, bahkan berpotensi membuat dia gagal dalam studinya.

 

 

Ibarat kucing di suruh berkicau ya sampai spiderman jadi mualaf pun nggak bakalan bisa, karena berkicau adalah keahlian yang hanya dimiliki burung. Keahlian kucing adalah ngeong-ngeong, ya sudah suruh saja kuring untuk ngeong-ngeong.

 

 

Begitulah, fokuslah dengan apa yang menjadi kekuatan diri kita. Orang lain bisa sukses dalam suatu bidang karena dia juga memiliki kekuatan yang selaras dengan bidang yang ditekuni. Anda pun bisa sukses dalam bidang lain yang selaras dengan kekuatan yang anda miliki.

 

 

Fokuslah pada kekuatan dan jangan risaukan kelemahan. Lagian buat apa focus pada kelemahan? Itu hanya akan semakin melemahkan dan meloyokan gairah hidup. Focus pada kelemahan hanya akan membuat seseorang semakin lemah karena dia akan terus kepikiran kalu dirinya lemah, sedangkan focus pada kekuatan akan membuat orang lebih optimis, lebih bergairah, lebih sukses. Focus pada kekuatan akan menambah kekuatan itu sendiri.

 

Memperbaiki Kelemahan.

 

Kelemahan jika perlu diperbaiki maka perbaikilah. Jika tidak perlu maka tidak usah. Kelemahan jika bisa diperbaiki, maka perbaikilah. Jika tidak bisa diperbaiki ya tidak perlu pusingkan, focus saja pada kelebihan dan kekuatan yang anda miliki.

 

 

Agar anda tidak penasaran sampai terbawa mimpi, akan saya contohkan tentang kelemahan yang tidak perlu diperbaiki. Ada orang yang memiliki keahlian dalam menunggangi kuda. Suatu hari anda mencoba menunggangi kuda, dan ternyata malah tersungkur jatuh karena tidak bisa mengendalikan kuda dengan benar. Ya, boleh dikata anda lemah dalam menunggangi kuda. Kelemahan ini mungkin karena sebelumnya anda belum pernah belajar menunggangi kuda.

 

 

Jika bidang pekerjaan anda masih terkait dan mengharuskan anda bisa menuggangi kuda, maka anda perlu memperbaiki kelemahan anda ini, anda harus belajar supaya bisa ahli dalam menaklukan kuda. Tetapi jika pekerjaan yang anda tekuni tidak mengharuskan anda bisa menunggangi kuda, lha buat apa anda buang-buang waktu, uang dan tenaga untuk bisa ahli dalam menunggangi kuda?.

 

 

Begitupun dalam bidang lain di kehidupan, jika suatu kelemahan tidak terlalu berarti untuk anda, tidak terlalu berpengaruh pada kehidupan anda, yah lebih baik cuekin aja dan fokuslah memupuk kekuatan pada bidang yang menjadi keahlian anda.

 

 

Kelemahan yang tidak bisa di perbaiki. Misalnya, kelemahan yang merupakan bawahan dari lahir. Ada seseorang yang tidak bisa mengatakan huruf “R”.  Nah bisa jadi ini kelemahan yang memang bawahan lahir, sudah default dari sananya. Segala sesuatu yang merupakan bawaan dari lahir biasanya akan sulit ntuk diperbaiki, bahkan mustahil untuk diubah.

 

 

Kalau sudah begini mau bagaimana lagi? Mau menggerutu sepanjang hidup? Yah jangan! Dari pada memusingkan kelemahan, lebih baik focus pada kelebihan, focus pada kekuatan. Patut disayangkan jika waktu habis hanya untuk mengeluh dan meratap atas kekurangan yang kita miliki. Salah-salah nanti malah bisa kufur karena lupa bersyukur atas kelebihan yang sudah tuhan anugerahkan kepada kita.

 

 

Contoh selanjutnya,. Ada seorang anak yang bodoh dalam mata pelajran fisika, tetapi dia memiliki keahlian dalam melukis. Saran saya dari pada sibuk memperbaiki kelemahannya dalam ata pelajaran fisika, lebih baik kembangkan bakatnya dalam melukis. Kalau meperbaiki kelemahannya dalam bidang fisika, dia mungkin akan menjadi bisa dalam mata pelajaran fisika tetapi tidak akan menjadi expert disana. Hanya menjadi rata-rata dan sekedar bisa. Sedangkan kalu dia lebih focus untuk meningkatkan kemampuannya dalam melukis, serta focus mengembangkan bakatnya dalam melukis, maka dia sangat berpotensi untuk menjadi pelukis ynag hebat, dia akan menjadi expert karena dia sudah memiliki titik kekuatan alami dalam melukis.

 

 

 Jangan mengajari ular kecil untuk membelit, karena kekuatan alaminya adalah mematuk. Dan jangan mengajari ular besar untuk mematuk, karena kekuatan alaminya adalah membelit. Begitulah, berdamailah dengan kelemahan diri, dan fokuslah untuk mengembangkan kekuatan alami yang sudah ada pada diri anda.

 

Berdamai dengan Kelemahan Diri

 

Kelemahan diri itu sebenarnya bukanlah musuh, tetapi banyak orang yang tidak bias berdamai dengan dirinya hanya karena kelemahan-kelemahan yang dimilikinya. Banyak orang tidak menyukai dan tidak menerima kelemahan dirinya.

 

 

Tidak sedikit orang yang memandang dirinya penuh dengan kelemahan dan kekurangan, tetapi memandang orang lain penuh dengan kelebihan dan kekuatan. Padahal dimana ada lembah, maka disitu pasti ada gunung, dimana ada kekurangan pasti ada kelebihan. Kita semua dibekali kekuatan masing-masing, dan mungkin kekuatan itu hanya kita yang punya sementara orang lain tidak punya. Tetapi disamping kekuatan yang kita punya, tuhan juga membekali diri kita dengan kelemahan-kelemahan dalam bidang tertentu.

 

 

Percayalah tidak ada orang yang sempurna dalam segala bidang. Tidak ada orang yang ahli disemua bidang. Jika anda menemukan orang ahli di bidang A, ahli juga di bidang B, dan ahli juga di bidang C, maka jangan buru-buru menyimpulkan kalau dia ahli segalanya karena anda hanya belum tahu dimana titik kelemahannya.

 

 

Begitu pula dengan diri anda. Jika anda merasa tidak bias apa-apa, di bidang ini nggak bias, di bidang itu juga nggak bias, maka jangan buru-buru menganggap diri anda tidak bias apa-apa. Anda hanya belum menemukan dan menyadari dimana titik kekuatan anda. Pasti ada kekuatan dalam diri anda.

 

 

Sekali lagi, tidak ada orang yang benar-benar kuat dalam segala hal dan juga tidakn ada orang yang lemah dalam segala hal. Karena kelebihan dan kelemahan itu satu paket tidak bias dipisahkan. Kalau manusia dianugerahi dengan kekuatan tanpa kelemahan, sudah pastilah manusia akan menjadi makhluk yang sombong sambil “lihatlah aku, tidak terkalahkan!”.

 

 

Menyadari adanya kekuatan akan membuat kita bersyukur. Sementara menyadari adanya kelemahan, hendaknya menjaga kita agar tidak menjelma menjadi makhluk yang sombong.

 

 

Dalam dunia pendidikan, ketika seorang anak tidak pandai dalam mata pelajaran misalnya matematika, ya bukan berarti dia itu bodoh dalam segala bidang. Bukan berarti dia lemah dalam semua mata peajaran celakanya tidak jarang siswa di sekolah missal lemah dalam satu mata pelajaran, maka dia langsung mengaanggap dirinya lemah dalam semua mata pelajaran. Kalau dia sudah menganggap dirinya lemah dalam semua mata pelajaran. Kalau dia sudah menganggap dirinya lemah dalam semua mata pelajaran, maka motivasi belajarnya akan lemah sehingga nilainya dalam berbagai mata pelajaran juga ikut-ikutan merosot habis-habisan. Siswa yang seperti ini perlu dibina (bukan dibinasakan lho ya!) dan perlu diberikan bimbingan, sadarkan dia kalau dia juga memiliki kelebihan dan bantulah dia agar menyadari dimana titik kekuatan yang dia miliki, jangan sampai dia menggeneralisir kalau dirinya lemah dalam semua mata pelajaran.

 

 

Sungguh sangat di sayangkan ketika standar kesuksesan dan kecerdasan seorang anak dilihat dari nilai akademisnya. Jika nilainya bagus bagus maka akan dianggap cerdas dan sukses. Sementara siswa yang nilai akademisnya kurang dianggap gagal dan bodoh. Padahal saya yakin mereka tidak bodoh, mereka pasti menonjol atau ahli dalam suatu bidang.

 

 

Jadi berdamailah dengan kelemahan, tidak perlu risau dan tidak perlu galau. Nikmati dan syukuri, pelan-pelan anda akan menyadari kekuatan yang anda miliki. Pelan pelan anda akan tahu dimana titik kekuatan anda. Dan ketika anda sudah tahu dimana titik kekuatan anda, selanjutnya adalah tinggal focus pada kekuatan yang anda milik!

 

Gunakan Hati dan Sikap Hati-Hati

 

Berbagai macam persoalan hidup yang dialami oleh seseorang bisa jadi penyebabnya hanya dua, yaitu karena orang itu tidak menggunakan hati dan atau orang itu kurang hati-hati. Tidak menggunakan hati disini maksudnya adalah dia kurang memperhatikan peran perasaan dalam menyikapi suatu masalah, dalam mengambil keputusan, dalam berinteraksi interpersonal dengan orang lain, dan sebagainya. Sedangkan maksud dari kuurangnya hati-hati disini adalah dia terlalu ceroboh dan berpikir pendek dalam bertindak dan mengambil keputusan.

 

 

Ada sebagian orang yang terlalu mengandalkan logika dalam memandang segala persoalan hidup ini. Tentu ini tidak salah, dan bukan pula tindakan kriminal. Tetapi sayangnya mereka cenderung melupakan dan mengabaikan peran hati. Padahal tuhan telah membekali manusia dengan logika dan pikiran, tentu dua-duanya itu ada gunanya. Kalau nggak ada gunanya, buat apa tuhan menciptakan. Kita percaya bahwa segala sesuatu yang diciptakan tuhan pasti ada gunanya.

 

 

Masalah-masalah hidup yang muncul dari pengabaian peran hati dan perasaan ini biasanya adalah masalah yang berhubungan dengan hubungan interpersonal sesama manusia. Bayangkan saja, orang yang tidak menggunakan hati dalam berinteraksi dengan sesamany akan cenderung menyakiti hati sesamanya. Missal bicara seenaknya, bersikap seenaknya, mengambil keputusan seenaknya, tanpa mempertimbangkan apakah ada perasaan orang lain yang terluka akibat apa yang dia lakukan. Kalau sudah begini nanti ujung-ujungnya akan menimbulkan masalah antar pribadi dengan sesame dan bisa merambat ke masalah-masalah yang lainnya.

 

 

Dengan menggunakan hati, kita akan lebih berhati-hati saat berinteraksi dengan orang lain, entah menjaga sikap, menjaga adab, menjaga etika, sampai memilih dan memilah kata-kata yang akan kita ucapkan agar sampai jangan menyinggung dan melukai perasaan orang lain.

 

 

Memang terkadang kita perlu mengabaikan omongan orang, tetapi tidak jarang pula kita harus mendengarkan omongan orang buat bahan intropeksi diri kita, bisa jadi ada yang salah dalam diri kita sampai-sampai orang ngomongin kita. Ya meskipun belum tentu kita juga yang salah, tetapi kita perlu berendah hati untuk menerima dam memperhatikan penilaian orang lain. Karena jangan-jangan itu pesan dari tuhan agar kita berbenah diri.

 

 

Dalam hidup ini kalau kita tidak lagi menggunakan hati maka kita akan cenderung tidak hati-hati. Oleh karena itu Mariah kita mulai waspadai gejolak dalam diri kita, jangan sampai kita melupakan peran hati, jangan sampai kita meninabobokan sikap hati-hati. Karena tanpa hati dan hati-hati, orang akan cenderung tersandung dengan berbagai masalah yang hanya akan menjadi beban hidupnya tanpa adanya pelajaran hidup yang didapatkan. Kecuali jika setelah itu dia mulai berendah hati untuk berbenah diri dan mendengarkan suara hati, maka dia akan mendapatkan pelajaran dari masalah yang di alaminya.

 

Percaya proses

 

Hanya seseorang yang mengabdikan dirinya untuk suatu alasan dengan seluruh kekuatan dan jiwanya yang bisa menjadi seorang guru sejati. Menjadi seorang guru itu susah-susah mudah. Susahnya, sebelum menjadi guru kita harus banyak belajar, untuk bekal kita mengajar nanti, tapi kalau semua dilakukan dengan ikhlas semua hal akan menjadi mudah.

 

 

Banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menjadi seorang guru, yang akan membekali anak didiknya dengan ilmu, pengetahuan dan wawasan.

 

 

Setiap orang yang menjalani profesi guru selalu merasakan pahit getirnya kehidupan sebagai sebuah keberkahan. Menjadi guru merupakan panggilan dan berkah tersendiri. Bagi saya, sosok guru, yang meskipun mengajarnya terkadang membawa kejengkelan kepada siswa karena mungkin gaya mengajar yang kurang pas atau materi pembelajaran yang terlalu berat, bukan halangan terbesar. Justru halangan yang terbesar adalah komitmen dan konsisten menjaga marwah guru untuk selalu senang dan bangga mengajar meski dalam keadaan sesulit apapun. Apalagi saat ini di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir, tak sedikitpun spirit mengajar itu hilang dan tak berbekas.

 

 

Mengajar, apabila dilihat dari segi pendapatan, terlebih bagi guru yang bukan PNS, tentu bukanlah profesi yang bisa memperkaya secara finansial. Toh, pada kenyataannya, memang bertahan hidup di tengah gaji guru yang tidak seberapa besar, bagi teman seprofesi guru yang non PNS, tetap semangat dan menerimanya sebagai panggilan Jihad. Ini tidak mudah dan tidak pasti kapan nasib mereka berubah, namun yang pasti mereka sangat dekat dengan keberkahan.

 

 

Semangat mencari keberkahan diiringi dengan keiklasan menuntun setiap guru untuk memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik bagi siswa. Ini menjadi solusi yang dianggap damai dan membawa kesejukan dalam setiap aktivitas mengajar yang dilakukan guru. Perasaan damai ini penting agar pikiran dan jiwa guru fokus untuk mengajar dengan kualitas terbaik. Hubungan keiklasan dalam mengajar dan mencari keberkahan ini yang kemudian menjadi prinsip dasar saya dalam menjalani profesi guru dan menuntaskan studi S2. Ini sebuah hubungan yang unik antara menjalani profesi sekaligus juga menerapkan prinsip-prinsip dalam beragama. Pada awalnya memang terasa aneh, namun keanehan itu semakin lama semakin terjawab dalam menjalaninya dengan iklas.

 

 

Berangkat menyelesaikan studi S2 dengan prinsip keiklasan menjadikan jalan yang ditempuh diliputi dengan bahagia meski banyak tantangan yang dihadapi. Setiap tantangan yang ditemui dihadapi dengan sikap keyakinan bahwa saya belajar bukan hanya untuk diri saya sendiri namun juga untuk siswa dan semua yang membutuhkan ilmu saya. Saya niatkan S2 sebagai bagian dari mengekspresikan rasa syukur dan berjuang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekoah saya mengajar. Memang tidak mudah belajar pada usia yang tidak seperti mahasiswa pada umur 20an. Namun itu tidak lantas membuat hati saya kecut. Justru hal itu menjadi tantangan tersendiri sehingga menjadi kekuatan tambahan saya dalam menyelesaikan studi S2.

 

 

Kesadaran diri untuk menjadi lebih baik dari hari kemaring menjadi motivasi dalam menyelesaikan studi S2. Sesungguhnya banyak jalan yang bisa ditempuh untuk menyelesaikan S2 dengan tepat waktu, namun semuanya kembali kepada kesadaran diri masing-masing guru. Untuk mencapai kesadaran diri itu dibutuhkan konsistensi dan fokus belajar S2. Kemampuan dalam mengatur waktu, kapan saat harus belajar, mengurus rumah tangga, berinteraksi dengan siswa menjadi kunci dalam mengatasi itu. Tidak ada jalan lain selain mendisiplinkan diri. Ini sebuh konsekuensi yang apabila direnungkan dengan dalam menjadi hal yang positif dan membentuk karakter sabar dan tawakal dalam diri kita.

 

 

Perasaan cemas dan khawatir akan selalu ada dan menghantui di kala Studi S2. Namun dukungan keluarga dan komunikasi dengan para dosen yang aktif menjadi kunci untuk memupus kegelisahan. Pikiran kegelisahan biasanya muncul di kala kita merasa sendiri dan kesepiaan. Untuk menghalau itu, saya selalu berusaha menguatkan hati dan mental dengan memperbanyak berdzikir sekaligus juga selalu berusaha belajar secara optimal dan konsisten terhadap materi yang diberikan dosen. Tidak ada yang terasa mudah, namun harus dijalani dengan sabar. Sebab dengan cara seperti ini, saya merasa dikuatkan pikiran dan hati saya menyelesaikan studi S2. Saya merasa berdaya karena perjuangan saya ini didukung secara positif oleh keluarga dan saya yakin suatu saat akan memetik hasilnya.

 

 

Saya dapat merasakan bahwa kehidupan guru memberikan refleksi tentang indahnya berbagi keilmuan. Studi S2 pada hakikatnya merupakan upaya untuk meningkatkan kapasitas keilmuan saya sebagai guru untuk memberikan semakin banyak lagi ilmu terutama pada siswa. Dengan demikian, tidak ada sesuatu yang sia-sia selama menempuh pendidikan S2. Bagi saya inilah arti pengembangan diri yang lebih baik dari hari ke hari. Inilah salah satu aspek utama dalam diri kita yang selalu membutuhkan pengembangan untuk kemajuan.

 

 

Saya pun menyadari masih banyak kelemahan dalam diri saya yang harus diperbaiki. Untuk itulah, kesempatan Studi S2 ini menjadi pelajaran hidup yang berharga dan tidak boleh dilewatkan. Ini sebagai sarana mematangkan diri dan menumbuhkan sikap kedewasaan dalam mengembankan keilmuan. Saya anggap itu sebagai pertualangan hidup yang memiliki beragam tantangan yang menarik untuk dinikmati. Awalnya, meskpun tidak ada jaminan bahwa semua yang melanjutkan S2 akan lulus, namun saya melangkah dengan kepercayaan diri yang tinggi. Eksplorasi berbagai ilmu, apalagi yang terkait dengan PGMI sebagaimana saya mengajar di tingkat pendidikan dasar akan jauh lebih menarik. Setiap hari tentu ada tugas dan presentasi yang harus diselesaikan. Semuanya dilalui dengan lancar dan memiliki manfaat yang luar biasa bagi peningkatan wawasan saya. Serta yang tidak kalah pentingnya, kemampuan pedagogik dalam menyajikan pembelajaran yang lebih bermakna dirasakan semakin berkembang

 

 

.           Ada satu hal yang refleksikan dari perjalanan panjang menempuh S2 adalah bahwa tujuan utama dari semua proses itu adalah (1) mensyukuri atas berkah ilmu yang diberikan dan (2) iktiar untuk mendedikasikan ilmu yang didapat untuk kemaslahatan bersama semua orang, tidak hanya untuk pribadi saya sendiri. Saya menyadari bahwa kapasitas keilmuan yang saya miliki sangat terbatas. Namun di tengah keterbatasan yang saya miliki itu, saya berusaha memberikan semua ilmu yang dimiliki kepada siapapun yang membutuhkan. Bagi saya, itulah wujud kebahagiaan tertinggi seorang guru. Kebahagiaan yang setiap guru, pasti bisa mencapai. Sebuah harapan yang dengan kekuatan apapun bisa direngkuh.

 

Profesionalisme Guru

 

Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya, jabatan profesional tidak bisa dilakukan atau dipegangoleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut. Melainkan melalui proses pendidikan dan pelatihan yang disiapkan secara khusus untuk bidang yang diembannya. Misalnya seorang guru profesional yang memiliki kompetensi keguruan melalui pendidikan gur seperti (S1-PGSD, S1 kependidikan) yang diperoleh dari pendidikan khusus untuk bidang tersebut. Jadi kompetensi guru tersebut diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu maupun setelah menjalani suatu profesi. Profesi dapat diartikan juga sebagai suatu jabatan atau pekerjaan yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperolehnya dari pendidikan akademis yang intensif.

 

 

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan atau keahlian tertentu yang mensyaratkan kompetensi intelektualitas, sikap dan keterampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan secara akademis yang intensif.

 

 

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian atau kecakapan yang memenuhi mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Dalam kegiatan sehari-hari seorang profesional meakukan pekerjaan sesuai denagn bidang ilmu yang telah dimilikinya, jadi tidak asal-asalan.

 

 

Profesionalisme adalah suatu pandangan terhadap keahlian tertentu yang diperlukan dalam pekerjaan tertentu, yang mana keahlian itu hanya diperoleh melalui pendidikan khusus atau latihan khusus. Jadi profesionalisme mengarah kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yag digunakannya dalam melakuakan pekerjaan yang sesuai dengan profesi yang diembannya. Profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya.

 

 

Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai,tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam pendidikan dan pembelajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Sementara itu, guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang luas di bidangnya.

 

 

Profesionalisme guru menjadi perhatian secara global, karena guru memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era kualitas ini. Tugas guru adalah membantu para siswa agar mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan serta desakan yang berkembang dalam dirinya. Pemberdayaan siswa ini meliputi aspek-aspek kepribadian terutama aspek intelektual, sosial emosional, dan keterampilan. Tugas mulia itu menjadi berat karena bukan guru mempersiapkan diri agar tetap eksis, baik sebagai individual maupun profesional.

 

Kompetensi Guru Profesional

 

Kompetensi merupakan perilaku rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan. Dengan kata lain kompetensi dapat dipahami sebagai kecakapan atau kemampuan.

 

 

Kompetensi guru yaitu merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Guru sebagai orang yang perilakunya menjadi panutan siswa dan masyarakat pada umumnya harus dapat mengimplementasikan tujuan-tujuan pendidikan yang akan dicapai baik dari tataran tujuan nasional maupun tujuan sekolah dan untuk menghantarkan tujuan tersebut, guru harus memiliki kecakapan dan kemampuan yang menyangkut landasan pendidikan dan juga psikologi perkembangan siswa, sehingga strategi pembelajaran akan diterapkan berdasarkan situasi dan kondisi yang ada di lingkungannya.

 

 

Istilah profesional berarti orang yang mempunyai keahlian, pekerjaan yang bersifat profesional yaitu pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus disiapkan untuk itu. Guru yang profesional adalah mereka yang secara spesifik memiliki pekerjaan yang didasari oleh keahlian keguruan dengan pemahaman yang mendalam terhadap landasan kependidikan, dan atau secara akademis memiliki pengetahuan teori-teori kependidikan dan memiliki keterampilan untuk dapat mengimplementasikan teori kependidikan tersebut.

 

 

Kaitannya dalam kinerja guru yang sangat penting dan sangat menentukan dalam proses pembelajaran, karena bagi siswa guru sering dijadikan contoh atau panutan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri, oleh karena itu guru seyogyanya memiliki perilaku dan kemampuan yang memadai untuk mengembangkan siswanya secara utuh.

 

 

Pada hakikatnya tugas guru tidak saja seharusnya diperlukan sebagai tugas yang profesional, tetapi adalah wajar bilamana melihatnya sebagai suatu profesi utama, karena mengajar antara lain berarti turut menyiapkan subjek didik ke arah berbagai jenis profesi. Dikaitkan dengan angkatan kerja maka implikasinya adalah guru merupakan angkatan kerja utama, oleh karena guru merupakan tenaga yang turut menyiapkan tenaga pembangunan lainnya.

 

 

Tugas profesional guru meliputi; 1) Keterampilan Merencanakan Pembelajaran: Kemampuan dalam memahami tujuan pembelajaran, Melakukan analisis pembelajaran, Mengenali perilaku siswa, Mengidentifikasi karakteristik siswa, Merumuskan tujuan pembelajaran, Mengembangkan butir-butir tes, Mengembangkan materi pelajran, Mengembangkan media dan metode pembelajaran, Menerapkan sumber-sumber pembelajaran, Mengkordinasikan segala faktor pendukung, Mengembangkan dan melakukan penilaian awal terhadap rencana pembelajaran, Merevisi pembelajaran dan melakukan penilaian akhir terhadap rencana pembelajaran  2) Keterampilan Melaksanakan Pembelajaran. Keterampilan ini merujuk kepada tugas profesional guru dalam menciptakan sitem atau melakukan aktivitas-aktivitas pembelajaran. Ada 3 tugas atau aktivitas poko dalam melaksanakan pembelajaran, yaitu: membuka pembelajaran, mengelola pembelajaran dan menutup pembelajaran. Dalam mengelola aktivitas pembelajaran, digunakan materi dan berbagai media dan metode, sumber, dan berbagai faktor pendukung. Guru harus melakukan aktivitas strategik, yang meliputi: memberi penjelasan, ide, mendemonstrasikan, mendefinikasikan, membandingkan, memotivasi, membimbing, mendisiplinkan, bertanya dan memberikan penguatan. Dalam mengimplemetasikan pembelajaran ini, guru harus memiliki keterampilan tertentu, meliputi pengetahuan dan kemampuan. Melakukan kegiatan pembelajaran pada dasarnya menciptakan sistem pembelajaran sesuai yang direncanakan sebelumnya. Sedangkan kemampuan yang harus dimilki meliputi kemampuan membuka pembelajaran, kemampuan menjelaskan, memberi ide, mendemonstrasikan, mendefinisikan, membandingkan, memotivasi,mendisiplinkan, bertanya, maupun mendorong siswa untuk berfikir, memberikan penguatan, dengan menggunakan materi dan berbagai siasat, metode, media, sumber belajar dan semua faktor pendukung yang sesuai dan kemampuan untuk menyimpulakan pembelajaran. 3) keterampilan Menilai Pembelajaran: Melakukan penilaian dengan menggunakan instrumen penilaian yang telah dikembangkan pada waktu merencanakan pembelajaran, Melakukan modifikasi dan penskoran, dan Memberikan masukan serta tindak lanjut perbaikan proses da memberikan pembelajaran remidial. Keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas penilaian pembelajaran adalah: harus memahami metodologi penilaian pembelajaran, antara lain teknik dan alat penilaian, kriteria penilaian yang baik, bentuk dan jenis tes, penskoran, statistik yang berhubungan dengan penilaian, serta program pelaksanaan remidial dan pengayaan.

 

 

Ada beberapa jenis kompetensi profwsional yang harus dimiliki oleh guru yaitu:

1)      Menguasai Landasan Kependidikan:

a)      Memahami tujuan untuk mencapai tujuan pendidikan,

b)      Mengenal fungsi sekolah dan masyarakat,

c)      Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan.

2)      Menguasai Materi atau Bahan Pembelajaran:

a)      Menguasai bahan pelajaran sesuai dengan kurikulum,

b)      Menguasai bahan pengayaan.

3)      Menyusun Program Pembelajaran:

a)      Menetapkan tujuan pembelajaran,

b)      Memilih dan mengembangkan bahan pelajaran,

c)      Memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran,

d)      Memilih dan mengembangkan media pembelajaran,

e)      Memilih dan memanfaatkan sumber belajar.

4)      Melaksanakan Program Pembelajaran

a)      Menciptakan program pembelajaran yang tepat,

b)      Mengatur ruangan belajar,

c)      Mengelola interaksi pembelajaran.

5)      Menilai Hasil dan Proses Pembelajaran

a)      Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pembelajaran,

b)      Menilai proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

 

 

Di atas pundak guru terdapat beban yang berat dan semakin menantanf, karena memang tugas guru adalah sedemikian kompleks dan akan semakin kompleks dengan majunya masyarakat serta berkembangnya mu pengetahuan dan teknologi, maka sudah sewajarnya apabila kepada setiap guru diberikan jaminan sepenuhnya agar supaya ia menghayati haknya sebagai seorang guru profesional. Kepada para guru, sudah saatnya untuk meningkatkan kemampuannya, sejalan dengan semakin meningkatnya penghargaan masyarakat terhadap profesi guru. Terutama setelah adanya sertifikasi guru, baik melalui penilaian portofoliomaupun jalur pendidikan profesi guru.

 

Kinerja Guru profesional

 

Kualitas kinerja guru meliputi beberapa hal pokok yang berkenaan dengan: 1) Pengertian kinerja, 2) Kualitas kinerja guru, 3) Ukuran kualitas kinerja guru.

 

 

Kinerja adalah performance atau unjuk kerja. Kinerja dapat diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. Kinerja adalah hasil dari suatu proses yang dilakukan manusia. Kinerja merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi prestasi. Kinerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti; ability, capacity, held, incentive, environment dan validity.

 

 

Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menilai hasil belajar.

 

 

Standar kinerja perlu dirumuskan untuk dijadikan acuan dlam mengadakan perbandingan terhadap apa yang dicapai dengan apa yang diharapkan, atau kualitas kinerja adalah wujud perilaku atau kegiatan yang dilaksanakan dan sesuai dengan harapan dan kebutuhan atau tujuan yang hendak dicapai secara efektif dan efesien. Untuk mencapai hal tersebut, seringkali kinerja guru dihadapkan pada berbagai hambatan atau kendala sehingga pad akhirnya dapat menimbulkan bentuk kinerja yang kurang efektif. Dengan kata lain standar kinerja dapat dijadikan patoka dalam mengadakan pertanggung jawaban terhadap apa yang telah dilaksanakan.

 

 

Standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti:

1.      Bekerja dengan siswa secara individual,

2.      Persiapan dan perencanaan pembelajaran,

3.      Pendayagunaan median pembelajaran,

4.      Melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar,

5.      Kepemimpinan yang aktif dari guru.

 

 

Ada 10 kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh seorang guru, meliputi:

1.      Menguasai bahan atau materi pelajaran,

2.      Mengelola program pembelajaran,

3.      Mengelola kelas,

4.      Menggunakan media dan sumber belajar,

5.      Menguasi landasan pendidikan,

6.      Mengelola interaksi pembelajarn,

7.      Menilai prestasi belajar siswa,

8.      Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan,

9.      Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah,

10.  Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pembelajaran.

 

Kriteria Kualitas Kinerja Guru

 

Standar kompetensi guru dikrmbangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama, yaitu: Kompetensi pedagogik, Kepribadian, Sosial, dan Profesiona. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

 

 

Standar kompetemsi guru mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi kompetensi Guru PAUD/TKRA, Guru Kelas SD/MI, dan Guru Mata Pelajaran pada SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA dan SMK/MAK.

 

 

Ada 4 hal yang harus dikuasai oleh guru, yaitu: menguasai bahan pelajaran, mampu mendiagnosis tingkah laku siswa, mampu melaksanakan proses pembelajaran, dan mampu mengevaluasi hasil belajar siswa.

 

 

Kemampuan pokok yang harus dimiliki oleh setiap guru adalah:

 

1.      KOMPETENSI PEDAGOGIK

 

Kompetensi pendagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajara, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik.

 

 

Beekenaan dengan pelaksanaan kurikulum, seorang guru harus mampu mengembangkan kurikulum berdasarkan tingkat satuan pendidikannya masing-masing dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

 

 

Disamping itu guru harus mampu menerapkan Teknologu Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajarannya, yaitu menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang elevan dan menarik perhatian siswa sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara optimal.

 

 

Guru harus manpu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasi kemampuannya di kelas, dan guru juga harus mampu melakukan kegiatan penilaiaan terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

 

2.      KOMPETENSI KEPRIBADIAN

 

Pelaksanaan tugas sebagai guruharus didukung oleh suatu perasaan bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya untuk mempersiapkan generasi kualitas masa depan bangsa. Walupun berat tantangan dan rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugasnya harus tetap tegar dlam melaksanakan tugas sebagai seorang guru.

 

 

Pendidikan adalah proses yang direncanakan agar semua berkmbang melalui proses pembelajaran. Guru sebagai pendidik harus dapat mempengaruhi ke arah proses itu sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan berlaku dalam masyarakat.

 

 

Tata nilai termasuk norma, moral, estetika dan ilmu pengatahuan, mempengaruhi perilaku etik siswa sebagai pribadi dan sebagai anggota msyarakat. Penerapn disiplin yang baik dalam proses pendidikan akan menghasilkan sikap mental, watak dan kepribadian siswa yang kuat. Guru dituntut harus mampu membelajarkan kepada siswanya tentang kedisiplinan diri, belajar membaca, mencintai buku, menghargai waktu, belajar bagaimana cara belajar, mematuhi aturan atau tata tertib dan belajar bagaimana harus berbuat. Semuanya itu kaan berhasil apabila guru juga disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajiban.

 

 

Kriteria kompetensi kepribadian meliputi:

a)      Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional,

b)      Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat,

c)      Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan bewibawa,

d)      Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri,

e)      Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

 

3.      KOMPETENSI SOSIAL

 

Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu dicontoh dan merupakan suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari. Guru perlu memilikinkemampuan sosial dengan masyarakat, dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Dikatakan demikian, karena dengan dimiknya kemampuan tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan lancar, sehingga jika ada keperluan dengan orang tua siswa, para guru tidak akan mendapat kesulitan. Dalam kemampuan sosial tersebut, meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi, bekerjasama, bergaul simpatik dan mempunyai jiwa yang menyenangkan.

 

 

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kriteria kompetensi sosial meliputi:

a)      Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi,

b)      Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat,

c)      Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki kergman sosial budaya,

d)      Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

 

4.      KOMPETENSI PROFESIONAL

 

Kompetensi profesional yaitu kemampuan harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru harus selalu mengupdate dan menguasai materi pelajaran yang disajikan. Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui berbagai sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses internet, selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan.

 

 

Dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas sebagai sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola proses pembelajaran. Kegiatan mengajar harus disambut oleh siswa sebagai suatu seni pengelola proses pembelajaran yang diperoleh melalui latihan,pengalaman dan kemauan belajar yang tidak pernah putus.

 

 

Dalam melaksanakan proses pembelajaran, keaktifan siswa harus selalu diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi mengajar yang tepat. Guru menciptakan suasana yang dapat mendorong siswa untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep yang benar, oleh karena itu guru harus melakuakan kegiatan pembelajaran menggunakan multimedia, sehingga terjadi suasana belajar sambil bekerja, belajar sambil mendengar dan belajar sambil bermain, sesuai konteks materinya.

 

 

Di dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru harus memperhaikan prinsip-prinsip pembelajaran sebagai ilmu keguruan. Misanya bagaimana menerapkan prinsip apersepsi, perhatian, kerja kelompok, korelasi dan prinsip-prinsip lainnya.

 

 

Dalam hak evaluasi, secar teori dan praktik, guru harus dapat melaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar harus benar dan tepat. Diharapkan pula guru dapat menyusun item secara benar, lebih jauh agar tes yang digunakan harus dapat memotivasi siswa belajar.

Adapun kriteria kompetensi profesional guru adlah sebagai berikut:

a)         Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu,

b)         Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu,

c)         Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif,

d)         Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif,

e)         Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

 

 

Peranan Guru

 

Peranan guru yang dimaksud adalah berkaitan dengan peran guru dalam proses pembelajaran. Guru merupkan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran, di mana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan.

 

 

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi sdukatif untuk mencapai tujuan tertentu, di mana dalam proses tersebut terkandung multi pesan dari guru.

 

 

Peranan guru meliputi banyak hal, yaitu guru dapat berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan belajar, perencana pembelajaran, supervisor, motivator dan sebagai evaluator.

 

 

Peranan Guru berkaitan dengan Kompetensi Guru, meliputi:

a.       Guru melakukan diagnosa terhadap perilaku awal siswa

Pada dasarnya guru harus mampu membantu kesuliatan-kesulitan yang dihadapi siswanya dalam proses pembelajaran, untuk itu guru dituntut untuk mengenal lebih dekat kepribadian siswanya. Proses assesing atau memperkirakan keadaan siswa untuk adalah langkah awal untuk mengetahui lebih lanjut kondisi siswa untuk kemudian dievaluasi agar lebih kongkrit dan mendekati tepat untuk memahami keadaan siswanya,sehingga diharapkan jika guru telah mengetahui betul kondisi siswanya akan mempermudah memberikan materi pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan bakat siswa.

b.      Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Perencanaan pembelajaran adalah membuat persiapan pembelajaran. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa jika tidak mempunyai persiapan pembelajaran yang baik, maka peluang untuk tidak terarah terbuka lebar, bahkan mungkin cenderung untuk melakukan improvisasi sendiri tanpa acuan yang jelas. Mengacu pada hal tersebut, guru diharapkan dapat melakukan persiapan pembelajaran baik menyangkut materi pembelajaran maupun kondisi psikis dan psikologi yang kondusif bagi berlangsungnya proses pembelajaran.

c.       Guru sebagai komunilkator

Peran guru dalam kegiatan ini menyangkut proses penyampaian informasi baik kepada dirinya sendiri, kepada anak didik, kepada atasan, kepada orang tua murid dan kepada masyarakat pada umumnya.

 

Komunikasi pada diri sendiri menyangkut upaya intropeksi (koreksi diri) agar setiap langkah dan geraknya tidak menyalahi kode etik guru, baik sebagai pendidik maupun sebagai pengajar. Komunikasi kepada anak didik merupakan peran yang sangat strategis, karena sepandai apapun seseorang manakala dia tidak mampu berkomunikasi dengan baik pada anak didiknya maka proses belajar mengajar akan kurang optimal. Komunikasi yang edukatif pada anak didik akan mampu menciptakan hubungan yang harmonis.sedangkan komunikasi kepad atasan, oarang tuandan masyarakat adalah sebagai pertanggung jawaban moral.

d.      Guru mampu mengembangkan keterampilan diri

Merupakan suatu tuntutan bahwa setiap guru harus mengembangkan keterampilan pribadinya dengan terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena jika tidak demikian maka guru akan ketinggalan zaman dan mungkin pada akhirnya akan sulit membawa dan mengarahkan anak didik kepada masa di mana dia akan menjalani kehidupan.

e.       Guru dapat mengembangkan potensi anak

Dalam melakukan kegiatan jenis ini guru harus mengetahui betul potensi anak didik. Karena berangkat dari potensi itulah guru menyiapkan strategi pembelajaran yang sinerjik dengan potensi anak didik. Faktor ‘Bagaimana’ memegang peranan penting dalam upaya mengembangkan potensi anak didik, hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan diri menjadi manusia seutuhnya yang akan mampu membangun dirinya dn masyarakat lingkungannya.

 

Peranan yang dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut:

1)      Guru sebagai demonstrator

Melalui peranannya sebagai demonstrator, guru hendaknya menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya dan mengembangkannya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

 

Sebagai pengajar ia harus membantu perkembangan anak didik untuk dapat menerima, memahami, serta menguasai ilmu pengetahuan. Untuk itu guru hendaknya menyampaikan fakta-fakta atau cara-cara secara tepat dan menarik kepada siswa, sehingga penyerapan materi pelajaran oleh siswa dapat lebih optimal.

2)      Guru sebagai pengelola kelas

Dalam perannya sebagai pengelola kelas. Guru hendaknya mampu melakukan penanganan pada kelas, karena kelas merupakan lingkungan yang perlu diorganisasi.

 

Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan pembelajaran terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan yang baik. Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.

 

Kualitas dan kuantitas belajar siswa dalam kelas bergantung pada banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi antara siswa dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas.

 

Tujuan umum mengelola kelas ialah menyediakan menggunakan fasilitas kelas untuk berbagai kegiatan pembelajaran agar mencapai hasil yang maksimal. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemempuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

3)      Guru sebagai mediator dan fasilitator belajar

Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup untuk media. Pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.

 

Dengan demikian jelaslah bahwa pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

 

Guru tidak  cukup hanya memilikki pengetahuan tentang media pendidikan, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media itu dengan baik. Untuk itu guru perlu memahami latihan-latihan praktik secara berkelanjutan dan sistematis, baik melalui pre-service training, maupun in-service training.

 

Memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi dan kemampuan guru serta minat dan kemampuan siswa.

 

Sebagai mediator guru pun menjadi perantara dalam hubungan antara manusia. Untuk keperluan itu, guru harus terampil mempergunakan pengetahuan tentang bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi. Tujuannnya ialah agar guru dapat menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif. Dalam hal ini ada 3 macam kegiatan yang dapat dilakukan guru, yaitu mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan gaya interaksi pribadi, dan menambah hubungan positif dengan siswa.

 

Sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahkan sumber balajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah ataupun surat kabar.

4)      Guru sebagai evaluator

Dalam dunia pendidikan, kita ketahui bahwa setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan selalu diadakan evaluasi, artinya penilaian yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun pendidik.

 

Demikian pula setiap kali proses belajar mengajar, guru hendaknya menjadi evaluator yang baik. Penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah di rumuskan itu tercapai atau tidak, apakah materi yang diajarkan sudah dikuasai atau belum oleh siswa, dan apakah metode yang digunakan sudah cukup tepat.

 

Penilaian perlu dilakukan, karena dalam penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadpa materi pelajaran, serta ketepatan metode mengajar yang digunakan. Tujuan lain penilaian antara lain ialah untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam kelas atau kelompoknya.

 

Dalam penilaian, guru dapat menetapkan apakah seorang siswa termasuk dalam kelompok siswa pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya, jika dibandingkan dengan teman-temannya.

 

Dengan menelaah pencapaian tujuan mengajaar, guru dapat mengetahui apakah proses belajar mengajar yang dilakukan cukup efektif, cukup memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau bahkan sebaliknya. Maka jelaslah bahwa guru hendaknya mampu dan terampil dalam melaksanakan penilaian, karena dalam penilaian, guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia melaksanakan proses belajar mengajar.

 

Dalam fungsinya sebagai penilaiaan hasil belajar siswa, guru hendaknya secara terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai siswa dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi merupakan umpan balik ini kan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan demikian proses belajar mengajar akan terus menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal.

 

Guru mempunyai peranan utama dan sangat menentukan dalam pelaksanaaan kegiatan belajar mengajar, di mana kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan.

 

 

Tugas guru

 

Tugas guru sesunguhnya sangatlah berat dan rumit karena menyangkut nasib dan masa depan sebuah generasi manusia, sehingga kita sering mendengar tututan dan harapan masyarakat agar guru harus mampu mencerminkan tuntutan situasi dan kondisi masyarakat ideal di masa mendatang. Akibat tuntutan yang berlebihan seringkali guru menjadi cemoohan masyarakat ketika hasil kerjanya kurang memuaskan dalam artian peserta didik tidak mampu mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Mengingat demikian strategisnya tugas guru maka guru harus memiliki kompetensi profesional yang memadai. Tugas guru pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu: tugas profesi, tugas kemanusiaan dan tugas kemasyarakatan.

 

 

Pertama, tugas profesi. Seorang guru harus melakukan proses pendidikan, pengajaran dan pelatihan. Sejarah senantiasa menceritakan bagaimana guru itu memegang peranan penting dalam menjalankan dan mengendalikan pimpinan negara dan kerajaan. Misalnya pada zaman mesir kuno guru-guru bertugas sebagai penasehat raja, demikian halnya pada masa kejayaan falsafah yunani, socrates, plato dan aristoteles adalah guru-guru yang mempengaruhi perjalanan sejarah yunani.

 

 

Tugas guru adalah memberikan pendidikan kepada para peserta didik, dalam hal ini guru harus berupaya mengembangkan nilai-nilai hidup. Pada tataran ini guru dituntut untuk mampu mentransfer nilai, yang pada gilirannya diharapkan para siswa dapat menjalankan dan menjadikan pedoman dari nilai-nilai tersebut. Siswa tidak hanya dituntut untuk pandai akan tetapi siswa dituntut untuk memiliki moral atau akhlak yang baik. Perilaku guru akan sangat berpengaruh pada kepribadian anak, karena konsep gur adalah sosok manusia yang harus “digugu an ditiru”, sehingga penampilan seorang guru harus memiliki sikap keteladanan.

 

 

Tugas guru aadalah memberikan pengajaran kepada peserta didik, karena itu gur dituntut untuk terampil dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekologi serta dinamika masyarakat yang tidak pernah berhenti harus menjadi perhatian guru. Guru merupakan sosok manusia akademis yang memiliki intelektual yang memadai, sehingga guru harus selalu memberikan dan menjawab kebutuhan siswa dalam menjalankan studinya.

 

 

Tugas guru adalah sebagai orang yang dapat memberikan pelatihan kepada peserta didik. Untuk dapat melatih peserta didik sudah barang tentuguru sendiri harus memiliki berbagai keterampilan dan mampu menerapkannya. Konsep pelatihan ini adalah merupakan perwujudan dari upaya guru memberikan keterampilan pada peserta didik. Keterampilan yang dimiliki siswa adalahmerupakan bekal bagi para siswa kelak hidup di tengah masyarakat.

 

 

Kedua, tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah adalah merupkan perwujudan dari tuntutan bahwa seorang guru harus mampu menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Guru harus tetap menunjukkan wibawa tapi tidak membuat siswa menjadi takut karena wibawa yang diterapkannya.


Hj. SUTAMI, M. Pd. I

MI M 5 CANGAAN UJUNGPANGKAH

NTA: 202005010000988

HP: 085101213769

Post a Comment

0 Comments