Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Jalan Liku Penjual Saerah

 

Abdul Azis (Dok. Pribadi/IGIGresik)



Jalan Liku Penjual Saerah

 

Lelaki tua penjual Saerah

Berkilo-kilo meter langkahmu hari ini

Menapak jalanan putih berdebu

Menyongsong teriknya mentari

Menyusuri jalan tanpa ragu

 

Lelaki tua penjual Saerah

Langkahmu memang tak segagah tentara

Namun semangatmu tiada dua

Berjihad seharian mengundang iba

Berharap pulang dengan segenggam rupiah

 

Lelaki tua penjual Saerah

Tongkat bambu biarlah menjadi saksi

Memikul beban penuh liku

Perjalanan hidup berbalut kisah pilu

Kauserahkan sepenuhnya pada Sang Ilahi

 

Lelaki tua penjual Saerah

Rupiah yang kaudapatkan hari ini

Belum mampu menambah kenyang

Namun senyum anak isteri penuh kelapangan

Anugerah terindah yang tak terbilang

 

Lelaki tua penjual Saerah

Hidup bagaikan alur sebuah drama

Ada sedih dalam derai air mata

Ada tawa dan senyum dalam bahagia

Semua tertata rapi dalam takdirnya

 

Lelaki tua penjual Saerah

Tetaplah berjalan di alur kehidupan

Mengukir kisah dan perjuangan

Menatap ke depan penuh keikhlasan

Berharap ridlo kepada Tuhan

 

 

Saerah : Nama makanan ringan seperti krupuk yang dibentuk bundar dan terbuat dari singkong

Puisi ini terinspirasi dari pedagang krupuk Saerah yang selalu sabar menjajakan dagangan melintasi jalanan sepanjang hari dengan penghasilan yang tak seberapa.

 

Abdul Aziz (Penulis) : Penulis adalah guru Bahasa Inggris pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Gresik yang berada di Kecamatan Benjeng. Menjadi guru di sebuah Taman Pendidikan Al Qur’an sejak tahun 1994 dan guru Bahasa Inggris pada madrasah tsanawiyah swasta sejak 2003. Aktifitas sehari-hari disamping mengajar juga memberikan bimbingan membaca Al Qur’an dan Qiro’ah kepada anak-anak dan remaja di madrasah swasta dan  kampung dekat tempat tinggal. Kegiatan lain  sebagai penggiat kegiatan lingkungan di madrasah ( pada program Adiwiyata ) serta ketua MGMP Bahasa Inggris MTs Kabupaten Gresik 01 mulai tahun 2020. Ketertarikan dalam dunia menulis sejak duduk di bangku  madrasah ibtidaiyah dan termotivasi oleh Sang Uwak ( kakak laki-laki dari Ibu ) yang sering berpura-pura bisa membaca core-coretan Si Aziz kecil saat itu.

 

 

 

 

 

Post a Comment

0 Comments