Peringatan
Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda: Gerakan Sehari Menulis Cerpen dan Puisi di MTs
Negeri Gresik
Bulan Oktober, bulan dengan nomor urut
sepuluh. Sebagaimana halnya dengan bulan lain, ia juga memiliki hari-hari
penting yang melekat padanya. Seperti Hari Kesaktian Pancasila, Hari Batik
Nasional, Hari Surat-Menyurat Internasional, dan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia.
Selain itu, ada pula hari bersejarah yang
juga kita peringati pada bulan ini, yaitu Hari Sumpah Pemuda. Hari itu menjadi
dasar sebuah perayaan tahunan mengenai kebahasaan dan kesusastraan, yang kita
kenal sebagai Bulan Bahasa dan Sastra.
Momentum tersebut dimanfaatkan oleh
Madrasah Tsanawiyah Negeri Gresik untuk menggelar serangkaian kegiatan.
Kegiatan yang bertajuk “gerakan sehari menulis cerpen dan puisi".
Gerakan tersebut menghasilkan karya
"satu kelas satu buku" (SAKESABU) dan "satu guru satu cerita
inspiratif" (SAGUSACI) dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda dan
Bukan Bahasa diikuti tidak hanya peserta didik, namun juga melibatkan guru dan
karyawan madrasah. Rabu, (12/10)
Menurut Kastinah selaku ketua pelaksana
"kegiatan menulis cerpen dan puisi ini bertujuan untuk menumbuhkan minat
dan hobi menulis di kalangan peserta didik. Juga untuk meningkatkan kegiatan
literasi." Ungkapnya.
Secara teknis, kegiatan menulis cerpen dan
puisi dilaksanakan di masing-masing kelas dengan didampingi oleh wali kelas.
Peserta didik menulis dikertas minimal dua lembar ukuran folio untuk cerpen dan
minimal tiga paragraf untuk puisi dengan memilih judul bebas.
Sementara guru dan karyawan menulis di
ruang guru, di perpustakaan, di gajebo, bahkan ada yang sambil berjalan-jalan
guna mendapatkan inspirasi.
Berdasarkan penilaian dari tim juri, karya
dari masing-masing kelas akan diambil juara terbaik 1,2, dan 3 setiap kategori
dan juga juara individu terbaik 1,2, dan 3 dari kelas 7,8, dan 9 . Begitupun
juga karya dari bapak ibu guru dan karyawan akan mendapatkan juara terbaik 1,2,
dan 3.
"Semua karya baik cerpen dan puisi
dari masing-masing kelas nantinya akan di daftarkan ISBN dan di bukukan menjadi
karya buku antologi." Tambah Kastinah penuh optimis.
Dalam kegiatan menulis cerpen dan puisi
ini, Pamuji selaku kepala madrasah berharap peserta didik mampu meningkatkan
kreativitas dalam bidang bahasa dan sastra. Selain itu, pengembangan karakter
perlu di biasakan dalam bentuk kesadaran akan pentingnya menulis sebagai sarana
untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan secara estetis. Sehingga outputnya
peserta didik akan lebih mencintai bahasa dan sastra Indonesia sebagai jati
diri bangsa dalam kehidupan sehari-hari.
Boigrafi Penulis;
Husnul Abid adalah salah satu Pendidik di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Gresik. Ia aktif sebagai guru pengajar mata
pelajaran Bahasa Arab.
Selain mengajar, ia juga berkecipung di
dunia Publikasi Madrasah seperti penulis Reportase, Content Writter Website,
juga Koordinator Majalah MIFTAH.
0 Comments