MEMATA-MATAI MATA-MATA
Puisiku menjelma rumah tua yang di dalamnya
ditinggali beberapa makhluk. Mulai dari makhluk kasat mata, tak kasat mata,
hingga mata-mata yang kehilangan mata. Di dalam rumah itu mata-mata sibuk
mencari matanya yang hilang beberapa hari silam. Saat matanya hilang, ia sudah
tertidur dalam rumah tua. Dia menyadari, kemungkinan besar matanya diambil oleh
mata-mata yang ia mata-matai. Karena mata-mata yang ia mata-matai terindikasi
memiliki seribu mata yang diambilnya saat bertugas menjadi mata-mata.
Keesokan harinya puisiku menjelma mata hati yang
telah lekat pada mata-mata yang kehilangan mata.
2022
SEBUAH HUJAN UNTUK
RINDU
Rindu yang datang di rumahku perlahan mengetuk dada
Sambil mengucap salam
Ia bercerita tentang hujan, perempuan tua, dan
anak-anak yang merindukan dekapan ayah
1/
Hujan pertama menyapa air mata perempuan tua
Yang dicintainya purna
Terlelap dalam dekap pencipta
Karena suatu malam keluar darah dari mulutnya
Dan ia hanya diam tak berkata-kata
2/
Hujan kedua jatuh di kening anak kecil
Kecup yang selalu mendarat
Kini tak lagi sempat
Karena sekat telah lama menancao antara doa dan
sajadah
Yang ditenun setiap waktu
setiap rindu
Rindu beranak pinak
Namun tak pernah selesai ditanak
2022
SEBUAH TANYA
Aku tuliskan entah diantara buku-buku tua
Buku-buku setia yang menemaniku berdiskusi dan
berbicara dengan dekonstruksi hingga Sabda Zarathustra, atau arsitektur hujan
yang membuat gila menerkanya.
Aku bisikkan akan pada gitar yang senantiasa
berdampingan denganku mengais rupiah dari rumah ke rumah
atau kelakar di warung-warung singgah dan senyum
para tetuah.
Aku katakan jumpa pada ia yang mengerti bahwa
bingung artinya kau telah belajar dan senyum artinya kau telah gila.
Aku ucapkan lagi pada senja, batu-batu pantai, gigil
para nelayan, atau angin yang memelukku erat. Sedang lamat-lamat waktu tak
kudengar keluh kesahnya.
Aku tanya akankah?
Gresik, Juni 2022
MELIHAT PERISTIWA
Malam mengantarmu menjelajah mimpi-mimpi sunyi
Mimpi para tualang yang mengelilingi sepi
Dari tepian kota yang setiap waktu memberi janji
Tentang kekayaan, jabatan, harta, dan segalanya
Tanpa sadar yang ditunggu hanya mati
Pukul 1 dini hari
Pintu rumah diketuk oleh seseorang yang mungkin
sangat dikenalnya
Dibuka pintu perlahan, "Tuan mencari
siapa?" Tanyanya.
"Aku mencari sedih yang tinggal di netramu. Aku
mencari sunyi yang lelap di keningmu. Aku mencari sepi yang diam di hatimu. Aku
mencari peluk yang entah...."
Lalu tersadar dari tidur malamnya
Sedang televisi di depan ranjangnya memberitakan
kasus pembunuhan dengan korban yang mungkin sangat dikenalnya.
Gresik, Juni 2022
BAHASA IBU
Bahasa ibu adalah bahasa kasih
Yang terlahir lewat sebuah sunyi
Ibu menanak bahasanya sendiri sejak pagi
Lalu dimakan anak-anaknya yang sedari tadi sibuk
mencaci
Namun, bahasa ibu berubah menjadi bahasa sabar
Yang terlihat tegar
Meskipun hatinya terkadang gusar
Bahasa ibu adalah bahasa cinta
Yang tak pernah mengharap balas kepada anaknya
2021
SUATU KISAH TENTANG
HILANGNYA MANUSIA
Manusia
adalah ibu dari kemanusiaan
Di suatu pagi di jalan x
Terjadi kecelakaan yang menyebabkan korbannya tewas
Korban itu bernama nurani
nurani tewas disebabkan oleh lelaki tua yang mengantuk
Karena semalam suntuk
Mencari nafkah untuk istrinya
Selain itu, tewasnya nurani karena manusia-manusia
yang telah kehilangan nurani
Bukannya menolong
Tapi sibuk memfoto dan berselancar di media sosial
sambil melonglong
Tak ingin hilang kesempatan
Berita tentang tewasnya nurani pun mulai bermunculan
dengan berbagai macam judul berita
Mulai berjudul
"Hilangnya Nurani Manusia: Penyebab Tewasnya
Nurani yang Tak Bersalah"
Hingga
"Terjadi Kecelakaan, Nurani Tewas Karena Tidak Bernafas"
Semua manusia pun sibuk membaca beritanya
Sedang keluarganya sibuk menghapus air mata di
jendela mata
1 Januari 2022
MUSIM PUISI
Musim
puisi adalah musim yang berganti-ganti
terkadang
mendung, hujan
terkadang
bermentari
Kala
mendung,
musim
puisi bersenandung
mengitari
kota dan menatapi gedung-gedung
mengeja
cakrawala
lalu
nyalang dalam imajinasi-imajinasi
yang
tak bisa diuji intuisi
Kala
hujan,
musim
puisi menghiasi etalase-etalase media
dengan
berbagai bentuk dan rupa
dengan berbagai
gaya aksara
musim
puisi menjelajah facebook, twitter, instagram
hingga
semua yang tak dapat dijangkau ingatan
Sedang
hari bermentari,
musim
puisi hanya pulas
sibuk
menghitung mimpi hingga tewas
Gresik,
September 2021
Biodata Diri
Beny Firmansyah atau Beny Syah. Suka nulis,
suka makan, dan suka mandi.
Sudah mencetak 4 buku antologi puisi
tunggal dan puluhan antologi bersama puisi, cerpen, esai.
Aktif bergelut di komunitas Kopi Aksara dan
aktif bersepeda motor karena bekerja.
Bisa bersua di Ig: @frasa.sastra dan email:
benyfirmansyah18@gmail.com
Bisa juga menghubungi nomor 083119573341
0 Comments