Pengurus IGI Gresik bersama Kepala BPBD Gresik (Tim BPBD/IGIGresik)
IGIGresik-Ungkapan syukur disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, Tarso Sagito, saat menerima audiensi Pengurus Daerah Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Gresik, Jumat (28/1/2022). Ia menyampaikan sangat senang ketika IGI memiliki kepedulian yang sama dengan BPBD. Menanggapi paparan awal Ketua Daerah IGI Gresik, Ahmad Hanif Hasan, terkait motto IGI sharing and growing together, Kepala BPBD mengaku butuh partisipasi dan kolaborasi dengan semua unsur dalam kebencanaan.
"Terus terang di tempat kami ada program tangguh bencana, ada juga sekolah tangguh bencana. BPBD itu bukan hanya menangani desa, tetapi juga sekolah-sekolah karena justru anak-anak itu yang harus kita selamatkan. Potensi bencana di Gresik itu luar biasa, hampir semua lini itu ada. Bencana alam, bencana sosial, itu ada. Bahkan, dengan kondisi Gresik sebagai Kota Industri, jika bencana alam terjadi, ada kemungkinan disusul bencana gagal teknologi. Misalnya jika gempa bumi terjadi, ada kemungkinan pabrik-pabrik meledak atau bocor," ungkapnya di hadapan lima Pengurus IGI Gresik mengomentari pernyataan Ketua Daerah IGI Gresik yang menyampaikan ruh gerakan IGI yaitu sinergi IGI untuk Indonesia sehingga diharapkan bisa bersinergi dengan seluruh elemen yang ada terkait dunia pendidikan.
Dalam pertemuan yang digelar di ruang kerja Kepala BPBD, Masfufah, Wakil Ketua IV IGI Gresik menceritakan apa yang dirasakan saat Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Gresik dibantu BPBD dalam program Madrasah Tangguh Semeru. Bagaimana evakuasi, bagaimana menempelkan stiker evakuasi, apa itu titik kumpul, apa manfaat simulasi kebencanaan di sekolah, semua itu sangat berkesan dan menurutnya pengetahuan ini harus dimiliki juga oleh lembaga pendidikan lainnya.
Ketua Daerah IGI Gresik menyampaikan profil IGI (Tim BPBD/IGIGresik)
"Sekolah-sekolah itu dimulai dari guru-guru, ya. Jadi kita siapkan guru-gurunya agar bisa mengedukasi siswa atau warga sekolahnya terkait kebencanaan. Pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana itu dipahamkan. Kalau tenaga narasumber atau pelatih, BPBD siap memfasilitasi. Saya juga sangat senang jika ada permintaan dari sekolah-sekolah untuk sosialisasi pendidikan kebencanaan ini. Karena bencana itu tidak bisa diprediksi akan terjadi saat kita ada di mana. Di rumah bisa, di sekolah juga bisa. Nah, kalau warga sekolah sudah teredukasi, maka akan menekan jumlah korban bencana," jelas Kepala BPBD.
Selain itu, Wakil Ketua II IGI Gresik, Didin Rosyadi, melaporkan kegiatan Peduli Banjir Gresik Selatan lewat donasi juga telah dilakukan oleh Bidang Sosial dan Kemasyarakatan IGI Gresik. Menanggapi hal ini, Kepala BPBD mengapresiasi positif dan berterima kasih atas peran organisasi profesi guru ini. Ia menyarankan, distribusi bantuan berupa apapun bisa dikoordinasikan dengan BPBD sehingga bisa mengarahkan desa mana yang membutuhkan agar tidak terjadi penumpukan bantuan di satu desa saja.
"Di sekolah kami ada Pecinta Alam, Pak. Apa bisa bersinergi dengan BPBD untuk mendapatkan pembinaan dan bimbingan terkait kebencanaan?" tanya Erwan Defi Setiawan, Anggota Bidang Sosial dan Kemasyarakatan setelah menyampaikan donasi banjir yang sudah diberikan di Desa Ndelik Sumber. Menjawab pertanyaan ini, Kepala BPBD memberi respon positif dan berkenan sekali. Menurutnya, karena setiap tahun BPBD hanya bisa memberikan bantuan maksimal 5.000 paket sembako, maka BPBD sifatnya hanya antisipasi dan bantuan yang diberikan adalah evakuasi yaitu penyelamatan korban, itu yang diutamakan.
Suasana audiensi IGI dengan BPBD (Tim BPBD/IGIGresik)
Kepala BPBD bersyukur setiap ada musibah, partisipasi masyarakat luar biasa. Ia mengaku jujur, tanpa masyarakat, BPBD tidak mampu. Hanya yang perlu ditekankan adalah bantuan tidak boleh menumpuk di satu titik evakuasi saja. Distribusi bantuan harus merata ke semua warga terdampak. BPBD membutuhkan peran IGI dalam memberikan informasi ke masyarakat, mana saja desa atau lokasi bencana yang membutuhkan bantuan dan bentuk bantuannya berupa apa.
"Sosialisasi pendidikan tanggap bencana ini sangat dibutuhkan BPBD untuk edukasi ke masyarakat. Karena tidak semua masyarakat itu memahami potensi bencana di tempat tinggal mereka masing-masing lho. Kalau diadakan sosialisasi itu, jawaban warga itu "Wong ndok kene gak sepiro jeru kok, Pak, banjire (Lha di sini tidak seberapa dalam kok, Pak, banjirnya)," Jadi minta tolong, lah, IGI memahamkan masyarakat seperti itu," ucapnya disambut tawa para Pengurus IGI.
Maka dari itu, Kepala BPBD sangat senang terhadap apa yang disampaikan Sekretaris Daerah IGI Gresik, Ria Eka Lestari, terkait rencana pembentukan Tim Fasilitator Satuan Pendidikan Aman Bencana di Kabupaten Gresik. Bahkan, Kepala BPBD siap menandatangani sertifikat pelatihan. Ia juga mengingatkan, Gresik dilalui tiga sesar yaitu Sesar Waru, Sesar Surabaya, dan Sesar Cepu. Maka, tahun ini BPBD sudah mulai membentuk Pengurus Desa Tangguh Bencana. Masyarakat harus diedukasi, Siswa juga harus diedukasi, peran masing-masing di mana, apa, dan bagaimana harus dipahami.
"Terkait bencana, 70 persen yang memengaruhi keselamatan jiwa itu adalah kemampuan seseorang dalam menghadapi bencana yang terjadi yaitu cara menyelamatkan diri dari ancaman bencana," pesannya. (ria eka lestari)
Berikut lima Pengurus IGI Gresik yang hadir dalam audiensi dengan Kepala BPBD Kabupaten Gresik:
1. Ahmad Hanif Hasan Ketua Daerah
2. Ria Eka Lestari Sekretaris Daerah
3. Didin Rosyadi Wakil Ketua II
4. Masfufah Wakil Ketua IV
5. Erwan Defi Setiawan Bidang Sosial dan Kemasyarakatan
0 Comments