Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Berbagi Praktik Baik “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar” (Kerjasama IGI Kabupaten Gresik dengan Kementrian Agama Kabupaten Gresik)

 


Oleh Laili Rusmawaty

Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Gresik terus-menerus berbagi  pengetahuan dan pengalaman dalam membersamai guru-guru khususnya di wilayah Kabupaten Gresik.  “Sharing dan Growing Together” selalu didengungkan agar memberi manfaat untuk banyak orang khususnya untuk kemajuan pendidikan di Gresik.

Setelah mengadakan Talkshow Hari Pendidikan Nasional 2023 dengan mengambil tema “Bergerak Bersama, Semarakkan Merdeka Belajar”  Selasa (9 Mei 2023) yang disiarkan secara langsung di youtube, organisasi pendidikan yang dipimpin oleh  Ahmad Hanif Hasan ini, mengadakan Diklat Berbagi  Praktik Baik  IGI Gresik,  Berbagi  Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), yang dilaksanakan pada Senin-Selasa (29-30 Mei 2023) secara daring dan 11 Juni 2023 secara luring, bekerjasama dengan Kementrian Agama Kabupaten Gresik.

Pada hari ke-2 , aktivitas ini dilaksanakan Selasa (30 Mei 2023) dimulai pukul 13.00. Sebanyak 60 guru dari MI, MTs, dan MA menyimak pemaparan Ria Eka Lestari, dan Nurul Balqis. Mereka berdua adalah pengurus IGI  Kabupaten Gresik dan guru-guru yang berprestasi. Ria Eka Lestari adalah salah satu Fasilitator Guru Penggerak Kemendikbudristek 2023  dan Nurul Balqis adalah salah satu Pengajar Praktik  Calon Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Gresik.  Amalia Sholika, Calon Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Gersik,  sebagai pemandu jalannya diskusi. Peserta yang aktif (on came) akan mendapat piagam bintang kebaikan.

Ria menjelaskan tentang Paradigma Baru dalam Kurikulum Merdeka. Ia memulai dengan memberikan icebreaking agar peserta tidak mengantuk. Ria memberikan umpan kepada peserta agar dapat menggambarkan diri mereka sebagai seorang guru. Ia pun memberikan pertanyaan pengertian belajar yang menjadi opini para murid selama ini.

“Ada miskonsepsi tentang belajar, yakni belajar hanya untuk ujian, kendali belajar berada pada guru, murid mempunyai kebutuhan dan minat belajar yang sama, belajar itu menghafal dan menggunakan rumus, keberhasilan belajar ditandai dengan nilai dan angka terstandar, dan penilaian belajar sepenuhnya wewenang guru,” kata Ria.

Padahal tujuan belajar itu siap hidup, meningkatkan kompetenasi, ujian yang diikuti murid adalah ujian bermakna, melatih murid untuk bernalar dan menumbuhkan sikap mandiri,” imbuh Ria.

Pengajaran dan pendidikan memiliki pengertian berbeda. Pengajaran mengacu pada memberikan ilmu yang bermanfaat bagi murid, baik lahir maupun batin. Sebagai seorang pendidik, seorang guru  menuntun murid agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setingginya baik sebagai manusia mapun sebagai anggota masyarakat. Selain sebagai seorang pengajar, guru juga sebagai seorang pendidik. Ia pun menjadi teladan bagi muridnya.

Nurul Balqis menguraikan tentang budaya positif yang selayaknya ditumbuhkembangkan di lingkungan sekolah. Guru memiliki peran penting dalam hal itu.

Balqis membahas tentang disiplin dan nilai-nilai kebajikan, motivasi, hukuman, dan penghargaan, restitusi, keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia dan posisi kontrol guru terhadap murid.

Disiplin positif merupakan suatu cara penerapan disiplin tanpa kekerasan dan ancaman yang melibatkan  komunitas tentang perilaku yang efektif antara guru dan murid. Guru mengajarkan murid bertanggung jawab dan memiliki rasa hormat ketika berinteraksi dengan lingkungan.

“Untuk berintekasi dengan lingkungan, diperlukan nilai-nilai kebajikan yang tercermin dalam Profil Pelajar Pancasila. Kalau di Kemenag ditambah dengan Profil Pelajar rahmatan lil alamin,” tutur Balqis.

Balqis menayangkan video posisi kontrol guru. Video itu mengisahkan seorang murid yang terlambat masuk sekolah. Guru pun menegur siswa tersebut. Ditayangkan berbagai posisi kontrol guru yakni apakah menjadi penghukum, pembuat rasa bersalah, teman, pemantau, dan manager. Posisi  sebagai manager adalah yang terbaik karena murid dapat menyadari kesalahan dan memperbaikinya.

Meskipun waktu sudah menunjukkan pukul 15.00, peserta masih memberikan pertanyaan dan tanggapan melalui chat dan raise hand. Bila peserta masih penasaran, narasumber memberi keleluasaaan peserta untuk bertanya di grup wa.

“Alhamdulillah, bisa berjalan dengan baik. Semoga ke depannya semakin semangat,” kata Hanif dalam grup wa panitia.

“Alhamdulillah. Maturnuwun teman-teman yang sudah membantu untuk keterlaksanaan on-1 hari ini,” tutur Didin Rosyadi, wakil ketua IGI Kabupaten Gresik.

 

Post a Comment

0 Comments